Mohon tunggu...
SISCA A SIANTURI
SISCA A SIANTURI Mohon Tunggu... Mahasiswa

Saya adalah seorang Mahasiswa jurusan Manajemen Keuangan Negara yang tertarik dengan perkembang ilmu pengatahuan dan teknologi terutama di bidang keuangan dan bisnis di masa depan.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Menerjang Lautan, Meraih Mimpi

8 Oktober 2025   13:03 Diperbarui: 8 Oktober 2025   13:03 7
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Hari-hari berikutnya adalah babak baru dalam hidup Icha. Ia memasuki "mode survival." Ia tidak lagi membeli kopi, ia membuatnya sendiri dengan bubuk instan di dapur umum. Ia belajar memasak dari video di YouTube, nasi gorengnya pertama kali gosong, telur dadarnya asin, tapi itu adalah makanan paling enak yang pernah ia rasakan, karena dibeli dengan usaha dan kesadaran. Sebenarnya ia tidak seburuk itu dalam dunia perdapuran, tapi memang dia ahli dalam membuat kue, bukan masak lauk pauk.

Ia mulai mengenal perpustakaan kampus, bukan hanya sebagai tempat belajar, tapi sebagai sumber hiburan gratis. Ia meminjam novel-novel yang dulu ia beli tanpa pikir panjang. Ia menemukan bahwa taman di belakang fakultas adalah tempat duduk yang paling nyaman untuk menghabiskan sore, jauh lebih baik dari kafe mahal yang bising.

Ia tidak menulis anggaran dengan format yang kaku. Ia hanya membuat dua daftar di notes-nya: "Benar-benar Butuh" dan "Boleh Tunggu." Daftar "Benar-benar Butuh" diisi dengan makan, kebutuhan kos, dan kuota internet. Daftar "Boleh Tunggu" diisi dengan lampu awan baru, novel, dan jajan-jajan lainnya. Ia belajar bahwa menunda kepuasan bukan tentang pelit, tapi tentang menghargai uang yang ia hasilkan, meskipun bukan dari kerja, tapi dari pengorbanan orang tuanya.

Akhir bulan tiba. Icha selamat. Ia lelah, tapi ada rasa tenang yang tidak pernah ia rasakan sebelumnya. Ia berhasil mengarungi sisa bulan dengan perahu yang bocor, dan ia berhasil mendarat dengan selamat.

Kemudian, di tanggal pertama bulan berikutnya, notifikasi transfer dari Papa kembali muncul. Kali ini, Icha tidak merasa seperti seorang ratu yang menerima harta karun. Ia merasa seperti seorang manajer yang menerima modal untuk dikelola dengan baik. Hal pertama yang ia lakukan bukanlah membuka aplikasi toko online, melainkan membuka aplikasi mobile banking. Ia mentransfer sebagian uang itu, tidak banyak, tapi pasti, kembali ke "Tabungan Mimpi"-nya. Sebuah permintaan maaf pada masa depannya dan sebuah janji pada dirinya sendiri.

Sore itu, seorang teman mengajaknya ke kafe baru yang lagi hits. Icha tersenyum dan menolak dengan halus. "Mungkin lain kali ya, aku lagi mau coba resep martabak mini di kosan."

Teman itu heran. Icha hanya tersenyum. Ia tidak merasa kehilangan apa pun. Justru sebaliknya, ia merasa telah menemukan sesuatu yang jauh lebih berharga dari sekadar kopi mahal atau gantungan kunci lucu. Di kamarnya yang kini terasa lebih hangat, Icha menyesap kopi buatannya sendiri. Ia bukan lagi ratu yang egois di istananya. Ia adalah seorang kapten yang telah belajar cara membaca peta dan mengendalikan bahteranya di tengah lautan kehidupan. Dan ia siap untuk berlayar jauh. Oh iya, ia sempat kepikiran "Apa aku jualan kue aja ya? Sepertinya bisa menambah uang jajanku." Dan itulah dia, Icha dan pengalaman pertamanya jauh dari orang tua. Dulu ia biasanya diatur dan arahkan, kini ia harus bisa mengatur dan menentukan sendiri arah hidupnya. Semangat untuk Icha lain diluar sana!

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun