Mudik ekonomis ke Bandung tahun ini dengan commuter line dan kereta api. Biasanya, naik mobil travel. Sayangnya, biayanya cukup besar, yaitu kisaran Rp 200-300 ribu. Mending biaya transportasi yang ekonomis agar sisa uang jajan cukup besar. Apalagi kuliner di Bandung enak banget.
Orang Jakarta paling senang ke Bandung saat akhir pekan. Tak heran area macet itu Pasteur menuju Lembang. Dan juga Cihampelas yang merupakan spot kuliner dan factory outlet.
Siapa sih yang tak suka menyantap bubur ayam kampung di Pasar Andir, molen pisang keju di Canary Cafe, ayam Yogya di Jalan Kejaksaan, surabi serta peuyeum (tape singkong) di Cihampelas, dll. Belum lagi ketan bakar siram oncom, tahu susu, dan stroberi di Lembang.Â
Aku tak pernah melupakan moment minum bandrek dan menyantap takjil peuyeum (tape singkong) bakar saat Ramadan bersama Mama dan Pamanku di Lembang. Udaranya dingin menggigit. Kontras sekali dengan hati yang hangat.Â
Batagor kesukaanku di GOR Pajajaran Bandung sudah bangkrut beberapa tahun yang lampau. Tak ada yang bisa mengalahkan rasa batagor di area itu. Murah dan enak.
Aku sengaja tidak memilih jam padat penumpang commuter line Bogor, yaitu jam 7-8 pagi. Perjalanan mudik harus dinikmati dengan perasaan melankolis dan romantis. Bayangkanlah ada adegan Pangeran Bollywood yang mengejarmu :P
Tak ada drama dalam perjalanan mudik ini. Semua penumpang duduk dengan manis. Apalagi sekarang gerbong commuter line ada yang khusus perempuan. Ada tempat duduk untuk lansia dan yang berkebutuhan khusus.
Kalau ingat zaman dulu itu naik kereta api seperti martabak yang digencet dari 8 penjuru mata angin. Belum lagi jika ada perempuan yang sensitif, tersenggol sedikit langsung mata melotot. Seraaam!Â
