Mohon tunggu...
siroj wijaksono
siroj wijaksono Mohon Tunggu... Wiraswasta - Membaca Mendengarkan dan Menulis

Menulis adalah hal yang menyenangkan

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Ritual Ambiyonan di Desa Mronjo

29 Juli 2021   15:27 Diperbarui: 29 Juli 2021   15:57 515
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Serat Ambiya  menurut H. Samsul Ma'arif terdiri dari dua bahasa. Kata Serat berasal dari bahasa jawa yang memiliki arti layang atau naskah sedangkan kata Ambiya berasal dari bahasa arab Ambiya' yang memiliki arti para nabi. Jadi bila digabungkan kata serat dan ambiya memilik arti naskah yang berisi cerita para nabi. 

Dalam pelaksanaanya di kampung-kampug serat ambiya lebih dikenal dengan istilah Ambiyonan yaitu pembacaan sejarah nabi, kisah-kisah para nabi  yang dicurahkan dengan tembang jawa dalam pembacaanya ini juga di iringi musik jedor. Musik jedor itu terdiri atas beduk kecil, kendang, terbang. Ambiyonan ini dilaksanakan setiap malam kamis kliwon di rumah warga sekitar secara bergilir.

Selain rutinan setiap malam kamis kliwon Ambiyonan juga dilaksanakan ketika Jagong bayi, mantu, boyongan, bersih desa atau acara hajat-hajat yang lain. Dengan wasilah pembacaan Ambiyo diharapkan bisa menjadi terkabulnya hajat, dimudahnya urusan, berkahnya setiap perkara yang di lakukan. Ritual Ambiyonan yang sudah turun temurun di laksanakan ini menyimpan cerita mistik, unik, di luar nalar manusia. 

Seperti yang di tuturkan oleh H. Samsul Ma'arif ada orang sakit stroke sudah berobat kemana-mana tetapi hasilnya tetap sama tidak ada perubahan sama sekali, tetangga rumahnya menyarankan agar mengundang Ambiyonan dengan wasilah pembacaan ambiyo semoga penyakitnya lekas sembuh.  Ketika di undang kerumahnya salah satu seorang kyai meminta satu botol air putih tutupnya dibuka lalu disandingkan dengan pembacaan ambiyo, setelah pembacaan selesai air tersebut diminumkan kepada orang yang sakit stroke tadi dan ajaibnya selang beberapa hari setelah minum air tersebut bapak yang strok tadi sembuh total. 

Cerita lain di tuturkan oleh Mbah Juri, dulu ketika zaman jepang kitab Serat Ambiya sangat diburu karena dinilai membahayakan sampai-sampai dari pihak jepang  mengadakan syaimbara siapa saja yang berhasil menemukan kitab itu akan diberi hadiah yang besar ada salah satu mata-mata dari pihak jepang yang melihat kitab itu disembunyikan diantara pepohonan tebu, 

lalu kepala tentara jepang beserta anak buahnya langsung mendatangi lokasi tersebut dan membakar habis pohon tebu yang ada di sana setelah puas mereka akhirnya pergi, keesokan harinya pemuda yang meletakkan kitab diantara pohon tebu itu lewat dan merasa tekejut melihat pepohonan tebu sudah hangus tak tersisa satu pun, 


tanpa pikir panjang pemuda tersebut mencari-cari dimana kitabnya setelah lama mencari bolak-balik akhirnya pemuda tersebut berhasil menemukan kitabnya dan ajaibnya kitab itu masih utuh tidak terbakar sedikitpun. Budaya warisan leluhur memang aneh tetapi mengandung nilai berkah tersendiri di dalamnya, kita sebagai pemuda seharusnya bangga karena beragamnya budaya yang kita miliki, kita juga harus berperan aktif dalam melestarikan budaya yang telah ada.

Gambar. Serat Ambiyo/dokpri
Gambar. Serat Ambiyo/dokpri
                                                                                                   

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun