Mohon tunggu...
Berliana Siregar
Berliana Siregar Mohon Tunggu... Penulis - Daulat Hati, tubuh dan Rasa

Do your job Pikirkan hal-hal ringan @@##Kreatiflah@!!!

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Maaf, Mulai Hari Ini Saya (Berhenti) Berbuat Baik

2 Agustus 2022   17:09 Diperbarui: 2 Agustus 2022   17:13 137
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Menggunakan transportasi umum, berjalan kaki menjadi tradisi . Bagiku ini adalah prilaku baik. Mengurangi penggunaan energi (bahan bakar minyak) kotor juga menyehatkan. Tetapi rekan kerja saya melihat peluh mengalir di leher dan dahi dengan rasa kasihan.

"Belajar naik kereta/sepeda motor aja kak." "Kredit sepeda motor saja, kan murah!" "Masak ada mobil nggak dipakai !" Nada-nada memelas dan iba melihat perempuan senior menelusuri gang kecil. Sambil melihat berbagai prilaku orang, berbagai tanaman, kondisi setempat. Bagiku sebuah kekayaan nurani dan pengamatan lokal yang menumbuhkan empati.

Berhenti membaca media sosial , pesan-pesan di platform yang lagi trend, membuat low baterai sampai 0%.

Bagiku ini adalah sebuah jalan kebaikan, untuk memberi waktu bagiku melakukan perenungan diri. Kita sudah terlalu banyak dicekcoki informasi, pengetahuan, kabar buruk, berita burung, berita hoax yang  tertanam di alam bawah sadar secara terus-menerus. 

Membuat kita semakin kehilangan makna akan jalan cerita hidup sendiri. Ada orang yang makan siang sambil membaca facebook sehingga tidak bisa lagi mengetahui rasa, aroma dan nuansa pedas lezat cabai rawit. Sensitifitas , empati, kepedulian hanya sebuah kamuflase yang dituangkan dalam emotion love, passion, like, care, dan sejenisnya. Bahkan sudah melupakan kehangatan pelukan di bahu.

 Sulit membedakan antara kebaikan dan kejahatan saat ini. Terjadi setiap hari. Bahkan pengalaman di angkutan kota ketika ada penumpang lain lupa bawa uang untuk ongkos. Dan saya pernah membayar , celetukan penumpang lain mengatakan bahwa itu sejenis "modus".

Betapa celetukan itu mempengaruhi konsep tentang berbuat kebaikan. Kecurigaan terbentuk ketika ada seorang penumpang menukar uang limapuluhan atau seratus ribu. Saya bilang bahwa saya sering mengalami hal yang sama. 

Lupa membawa uang kecil. Sehingga sangat iba saat ada yang ingin menukar uang untuk ongkos. Selalu gelisah jika yang bersangkutan tidak ada tukaran. Tapi penumpang lain berkata."Hati-hati, itu modus. Uangnya bisa palsu."

  Bahkan saya pernah membantu seorang ibu tua, (Saya juga ibu tua...ha..ha) menyeberang jalan karena situasi padat. Mobil, sepeda motor, kenderaan lalu lalang dengan kencang. Dia seakan tak percaya jika di jaman ini masih ada orang yang membantunya untuk menyeberang. "Trimakasih Nakku!"bisiknya.

Ah....di tengah problematika kemanusiaan yang berproses menuju peradaban yang lebih baik. Saya, manusia salah satu dari antaraa 7 milyar manusia di dunia. Berbuat baik versi saya. Terserah orang lain. Keyakinan, antusiasme dan keharmonisan menjadi pedoman dalam berprilaku. 

Memang kehidupan berat, dimana uang kreditan rumah tiap bulan menunggu, uang sekolah anak terus naik, masalah ekonomi yang lesu, atau tetangga dan keluarga yang terhimpit masalah rumah tangga. Terus melakukan apa yang diyakini, tidak menyakit bumi, manusia dan masa depan . Jalanlah terus!!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun