Mohon tunggu...
Berliana Siregar
Berliana Siregar Mohon Tunggu... Penulis - Daulat Hati, tubuh dan Rasa

Do your job Pikirkan hal-hal ringan @@##Kreatiflah@!!!

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Generasi Simpel Itu, Ya Generasi JELITA (Jelang Lima Puluh Tahun)

9 Oktober 2019   15:37 Diperbarui: 9 Oktober 2019   16:52 135
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ekonomi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Caruizp

Orang beranggapan generasi simpel itu kaum milenial kelahiran 2000-an. Dianggap memiliki kehidupan yang praktis. Ceplos-ceplos. Apa adanya. Suka yang ringan-ringan.

Nyatanya salah besar, generasi simpel itu rata-rata yang usia 45-50 tahun saat ini. Anda ada didalamnya kan? Simple bermakna sederhana adalah sebuah kombinasi pemikiran yang mayoritas dimiliki oleh generasi rentang usia JELITA ini. Dia berada diantara kutub tradisionalisme yang kuat mengungkung dan era modern yang serba instan. 

Pengaruh perkawinan dua kutub ini membuat generasi JELITA lebih simple hidupnya.  

Rata-rata usia Jelita masih berinteraksi dengan generasi tua (>75 tahun) secara intens. Mereka masih memiliki ayah. ibu, mertua, bibi, paman, tulang, namboru yang masuk dalam rentang usia lansia. Secara psikologi para kaum naif ini atau kaum yang masih suka mitos ini sangat memiliki pengaruh  besar dalam membentuk perspektif kaum JELITA.

Sehingga mereka sering bersikap simpel saja dalam menyikapi persoalan menyangkut  cara berpikir orangtua dulu. bagaimana pengelolaan keuangan versi kaum JELITA yang berdasarkan prinsip SIMPEL, filosofi SIMPEL dan gaya hidup SIMPEL. Ini dia!!!!

Hidup di tiga jaman berbeda di kurun waktu 1970, 2000 hingga dua ribu belasan membentuk kaum JELITA sangat simple dalam mengelola keuangannya. Percampuran antara pengelolaan keuangan tradisional, pengelolaan keuangan secara online, bahkan masih pernah merasakan pengelolaan keuangan simpan di bawah bantal membuat kaum JELITA tau benar resiko, manfaat, kelihaian, tips bahkan beradaptasi terhadap perkembangan keuangan yang ada. Apa itu konsep SIMPLEnya:


S= Selalu mengutamakan kebutuhan utama, dan bisa mengesampingkan keinginan

I= Intelek dan melek serta punya literature yang mumpuni soal pengelolaan keuangan

M= Menyeimbangkan kehidupan keluarga, Me time , dan kelangsungan alam

P= Penuh innovasi, kreatif, humor, tetapi tetap menjaga tradisi

E = Enggak malu miskin dan enggak sombong kalau kaya, ha..ha..

L=  Lelah mencari uang bagian kebahagiaan, berleha-leha menghabiskan uang juga bagian dari kebahagiaan


S= Selalu mengutamakan kebutuhan utama, dan bisa mengesampingkan keinginan

Dibandingkan kaum milenial, kesederhanaan hidup berpengaruh  pada cara JELITA menutupi kebutuhan. Apapun    metode pembayaran yang dilakukan kaum JELITA selalu membeli sesuatu apa yang menurutnya penting. Dia tidak akan mau report-report membeli barang yang tidak begitu berguna dalam kehidupannya sehari-hari. Dari 24 teman kantor saya, kaum JELITA sebesar 45% suka membeli barang-barang online. Tetapi mereka akan membeli barang-barang yang benar-benar dibutuhkan. Membeli perlengkapan sepatu, bontot anak, tas anak, pakaian yang benar-benar mereka butuhkan. jauh berbeda dengan staf milenail  yang sekitar 29% yang suka membeli barang-barang yang bahkan mungkin tidak akan pernah dipakai misalnya : membeli bibit bunga online, tetapi tak ditanam. Membeli online pemeras juice dan penggiling cabai manual tetapi tak pernah digunakan.

I= Intelek dan melek serta punya literature yang mumpuni soal pengelolaan keuangan

Walau terkadang kaum milenial sering mengejek kaum >40 tahun adalah bentukan orde jelek. Tetapi para kaum ini memiliki intelektual cukup terkait pemahaman soal pengelolaan uang. Melek dan literasi keuangan juga tidak jelek-jelek sekali. Hal ini terlihat dari jenis tabungan dan investasi  yang mereka miliki. Kaum JELITA adalah kaum yang tidak suka berbelit-belit seperti generasi orangtua mereka. Juga tidak serba instan seperti generasi anak  mereka. Jika kaum tua berinvestasi dengan membeli tanah saudara, keluarga yang sedikit ribet karena bisa timbul konflik. Kaum Jelita juga suka berinvestasi tanah dengan membeli tanah yang tidak ada kaitan dengan keluarga dekat. Tentu kelak menghindari kerumitan soal surat-surat, status tanah dan juga urusan perasaan.

Sebagaimana kaum milenial yang serba cepat, by pass, high risk, grasak-grusuk, kaum Jelita adalah pribadi yang selalu mempertimbangkan resiko. Tetapi juga ambisius atas profit atau keuntungan saat menggunakan fasilitas  perbankan. Pilihan BCA sebagai bank dengan usia matang, memiliki kredibel dan selalu beradaptasi dengan perubahan . Persis sama dengan kaum JELITA. 

1. Hati-hati terhadap resiko keuangan

2. Belajar banyak dari jenis investasi bodong, walau pernah kena juga sekali dua kali..he..he

3. Masih menerapkan konsep investasi tradisional sekali-sekali

4. Tetap mengkombinasikan berbagai jenis pengelolaan keuangan tradisional, semi modern, pengelolaan keuangan terbarukan

5. Masuk dan mengambil semua jenis investasi (property, reksadana, logam mulia) , asuransi, tabungan konvensional, bahkan pegadaian berupa tabungan emas. Juga deposito. Kaum JELITA sangat menerapkan prinsip "

JANGAN LETAKKAN TELOR DALAM SATU KERANJANG

Coba cek dokumen buku tabungan, surat berharga, polis asuransi, surat tanah. Pasti kaum JELITA paling banyak memiliki lembaran dokumen ini diantara kaum tua dan milenial. Ibu saya sepanjang hidupnya hanya memiliki 1 buku tabungan, saya dan suami memiliki 7 buku tabungan, sementara anak saya hanya 1. Itulah perbandigannya

M= Menyeimbangkan kehidupan keluarga, Me time , dan kelangsungan alam

Walau bukan tipe pribadi romantis, kaum JELITA dalam menghabiskan uangnya (spend money) sangat bijak. Pemakaian keuangan selalu seimbang antara kebutuhan family sebagai nomor satu. Menghabiskan waktu bagi diri sendiri juga. Dan tentu tetap memikirkan orang lain bahkan alam. Sebagai anak yang lahir di konsep keluarga komunal, kaum JELITA  belajar persentase-persentase antara 3 domain ini. Dia akan menghabiskan hari sesekali dengan teman-teman. Berakhir pekan dengan keluarga inti. Mengikuti adat keluarga besar. Berbeda dengan ayah dan ibunya, kaum Lansia hampir menghabiskan 80% hidupnya untuk kegiatan adat, keluarga dan tentu urusan tradisi. 

Sementara kaum milenial lebih banyak menghabiskan hari bersenang-senang. Berkumpul dengan teman. makan di restoran. Bersenda gurau dengan kolega di cafe-cafe yang sedang marak. Kaum JELITA tetap pada prinsip SIMPEL yaitu:

S = Selalu bersedia menemani mertua, ayah, ibu, keponakan dalam sebuah tradisi lokal

I = Ingat bahwa keluarga inti istri/suami dan anak

M = Membagi waktu antara kerja, sosial dan "nakal kecil"

P = Perhatian dalam norma standard 

E = E.....kalau waktunya libur bisa tidur sepuasnya

L = Lelah akan terbayar habis jika sudah main-main sama anak

P= Penuh innovasi, kreatif, humor, tetapi tetap menjaga tradisi

Terkait urusan keuangan, kaum JELITA memiliki berbagai innovasi untuk menikmati pengelolaan keuangan yang baik. Innovasi yang lahir dari kebiasaan lokal, tetapi tetap kreatif dan dianggap ringan dan sedikit humor. 

Jaman sekarang, berbagai pengeluaran sosial terkadang lebih banyak dari pengeluaran pokok. Menyikapinya berbagai trik dan tips dilakukan kaum JELITA.

Saya sering menghitung dan memasukkan bahwa pendapatan saya bukan hanya uang cash. Saya menghitung oleh-oleh, buah tangan, hasil pemberian juga bagian dari pendapatan..he..he..Apalagi yang sifatnya rutin. Bayangkan 2 kaleng beras dari kampung, jika dihitung dengan uang sudah sekitaran 300-400 ribu. bagian ini menjadi bagian taktik..ha..ha. berbaik-baik pada keluarga membuat keluarga di kampung berbaik hati mengirim beras lokal terenak..

terkait dengan kreatifitas, kaum JELITA memiliki banyak ide untuk mencari penghasilan tambahan. jika orangtua mereka hanya mengandalkan pegawai dan bertani. Atau kaum milenial fokus untuk 1 pekerjaan besar. Kaum JELITA selalu kreatif mencari penghasilan tambahan. Contoh saya:

1. Menulis

2. Menerjemahkan

3. Ikut Give Away

4. Ikut kompetisi menulis

Bahkan ada seorang kaum JELITA yang kukenal rajin isi TTS koran nasional. Lumayan Rp. 250.000 jika menang/minggu...ha..ha

Enggak Malu Miskin, Nggak Sombong jika kaya

Kaum JELITA mayoritas mengalami masa tak enak atau gamblangnya jaman kemiskinan. Era 1970-an adalah era ekonomi buruk saat kehidupan sebagai petani, pegawai kecil dan jabatan lain orangtua hidup secara pas-pasan. Bayangkan saja, saya saja yang punya ayah dan ibu kepala sekolah SD hidup melarat..ha..ha..

Kondisi ini menempa kaum JELITA bisa bertahan dalam kondisi ekonomi terpuruk...Juga tidak terkejut dan akan selalu rendah hati walaupun kaya..ha...ha

KESIMPELAN dalam menyikapi pasang surut hidup membuat kaum JELITA menikmati hidup... YANG SETUJU ANGKAT TANGAN..he..he..he

L=  Lelah mencari uang bagian kebahagiaan, berleha-leha menghabiskan uang juga bagian dari kebahagiaan

Karena kesederhanaan dan kesimpelan hidup yang dianutnya, kaum JELITA menganut prinsip hidup HARMONI. Kerja keras menjadi salah satu bentuk bahagia dirinya. Dan berleha-leha menghabiskan uang juga adalah bagian terbaik dari kebahagian dirinya.

Kaum tua bekerja siang malam, serius, berpeluh darah, berkonflik dengan atasan, bekerja di bawah tekanan untuk segepok uang. Uang besar. Misalnya orangtua jaman dahulu (pedagang, petani) bekerja ditempa hujan, matahari panas demi anak sekolah. Sehingga muncul lagu-lagu misalnya. Anakhon hi do Hamoraan do au (aku akan menyekolahkan anakku setinggi-tingginya). Walaupun aku tak makan enak, tidur di dipan tipis, he..he

Kaum JELITA tetap menganut prinsip menyekolahkan anak setinggi-tingginya, tapi tetap ingat kebahagian dirinya juga. Misalnya saya, saya selalu mendorong anak-anak ikut kompetisi/lomba yang menarik hatinya, misalnya fashion, kecerdasan. tapi sebagai Ibu, saya juga ikut lomba-lomba sesuai passion saya. Misalnya Lomba Menulis. jadi piala yang berderet di rumah tidak hanya didominasi anak-anak. Termasuk orangtua ha..ha..

Jadi itulah ciri-ciri  simpel di era JELITA. Yang pasti bahagia, kreatif dan selalu bersyukur atas apa yang ada..

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun