Bulan lalu adek saya nelepon, "Kak pinjam uangnya. Uang kami sudah habis." Kakak saya hingga kini masih memiliki hutang keluarga sana sini saat mendirikan rumahnya yang besar.Â
Mereka terjebak hutang besar saat membangun rumah. Saya tentu tidak ingin terpuruk seperti mereka. Saya mengukur kemampuan ekonomi keluarga. Bulanan yang tidak begitu besar gaji saya sendiri dan suami. Lain hal dapat warisan besar mendadak, tapi ini kami hanya pegawai swasta kecil.Â
======================
Seorang senior pernah mengatakan
"Jangan harap kamu punya rumah sebesar ini. Mimpi kale!"
Benar saja, 10 tahun lamanya bekerja. Tak kunjung punya rumah. Menikah dan punya anak 1. Masih ngontrak. Ngontraknya pun ukuran 7 x 8 meter. Kadang mondar-mandir tinggal bersama mertua dan orangtua saya. Kapan mandirinya?
Senior yang lain berkata. Hidup harus dinekatin. Mulailah dengan yang kecil. Memiliki rumah banyak pilihan. Tidak cash bisa nyicil.
Berembug dengan suami. Akhirnya tahun 2011 dengan gaji pas-pasan ambil KPR ke bank.Â
Ternyata sedikit demi sedikit lama-lama menjadi bukit. Generasi KPR di era tahun 2000 sudah mendingan dibanding jaman baholak. Hanya bermodal 4 juta DP I, 5 juta DP II, dan akhirnya bayar DP terakhir 6 bulan kemudian.
Betapa kemudahan-kemudahan diberikan oleh Bank-Bank sekarang ini. Maybank juga memberikan fasilitas KPR. Informasinya sangat banyak.Â
1. BANYAK PILIHAN WAKTUÂ Kepemilikan rumah memakan waktu yang cukup lama. Antara 10,15 dan 20 tahun. Bahkan di Maybank ada tenor hingga 30 tahun. Bukankah sangat MENGGIURKAN sekali? Tergantung dari kesanggupan kita. Dalam hal tenggang waktu ini maka kita diberi banyak pilihan. Disesuaikan dengan kemampuan keuangan kita. Ada tipe orang yang nyaman dengan hutang dalam jumlah besar, tapi bisa lunas dalam jangka pendek. Tapi bagi saya sendiri, nyaman memilih yang lama, tapi kecil cicilannya. Hitung-hitung jajan bulanan
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!