Mohon tunggu...
Abdul Hakim Siregar
Abdul Hakim Siregar Mohon Tunggu... Guru - guru

Guru

Selanjutnya

Tutup

Politik

Politik Segi 3 & 2 Putaran Pilkada DKI Jakarta 2017

28 September 2016   11:18 Diperbarui: 28 September 2016   11:51 209
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: Abdul Hakim Siregar

Lihatlah gambar segitiga di atas, dengan sekali putar saja ke kanan, maka puncak atau pemenangnya menjadi Agus.

segi3-politik-putar-kanan-57eb4432957a61ed0a8d1d1c.jpg
segi3-politik-putar-kanan-57eb4432957a61ed0a8d1d1c.jpg
Sedangkan, bila diputar ke kiri, pucuk menangnya Anies. 

segi3-politik-putar-kiri-57eb446c44afbd270d0cae26.jpg
segi3-politik-putar-kiri-57eb446c44afbd270d0cae26.jpg
Jadi, Ahok hanya mungkin menang, bila segitiga sama kaki tetap pada garis horizontal, tanpa rotasi kanan-kiri. Bahkan, jika segitiga diputar-balik, sepertinya persaingan ketat Pilkada DKI 2017, justru: Agus versus Anies, sedangkan Ahok bisa terpojok?

segi3-politik-terbalik-57eb448c4d7a61250c8d6f7a.jpg
segi3-politik-terbalik-57eb448c4d7a61250c8d6f7a.jpg
Anonim, kalau Ahok tidak menang dalam 1 (satu) putaran Pilkada DKI 2017 dan 1 putaran itu rasanya muskil-mustahil kata pengamat yang netral. Maka Ahok bisa kalah, dengan asumsi bila 2 putaran, koalesi Agus-Anies lebih mungkin terjadi daripada sekutu Ahok?

Sebagian pengamat subjektif menilai pesaing terberat Ahok ialah Anies? Dalam pandangan ini seakan posisi Agus sekadar “uji” cemburu politik? Sebaliknya, bila Agus yang diandalkan lawan terkuat Ahok, maka Anies dalam persepsi ini cuma “pemantik” api cinta politik?

Jangan-jangan bisa hasilnya tak terduga, sebagaimana pencalonan Agus dan Anies, sebelumnya. Dalam perspektif ini, Ahok hanya pasangan “tua” yang dimadu dalam cinta, bahkan diceraikan pemilihnya?

Begitulah, kadang dalam cinta, kehadiran orang ketiga diperlukan secara khayal atau nyata untuk menguji cinta pasangan dan membangkitkan gairah syhawati? Permainan api cinta cemburu dalam batas tertentu berguna mengikat emosi pasangan. Namun, jika api cemburu berlebihan bisa menjadi provokasi merusak hubungan.

Dalam cinta, orang bijak berpetuah, “Jika kamu mencintai satu orang, kamu disukai banyak orang. Tetapi, bila kamu mencintai banyak orang, kamu dibenci satu orang.”

Sebaliknya, dalam kampanye politik, kamu butuh voter banyak orang (massa). Meski demikian di TPS, cukup pilih satu orang saja. Pasalnya, memilih banyak orang di TPS membuat suara tidak sah atau batal. Hanya, dengan mencoblos satu orang, suara dihitung sah.

Apabila dalam hubungan cinta hanya melibatkan dua atau tiga orang, sedangkan politik melibatkan banyak orang, bahkan kekuasaan, keuangan (harta), dan kecintaan duniawi lainnya?

Hitungan cinta dapat diramal dengan sederhana, sedangkan politik sulit diprediksi lantaran menyangkut persepsi-propaganda banyak orang dan aspek lainnya. Malahan, rumus sudut segitiga 180 derajat dalam Matematika yang eksak; segitiga sama sisi, sama siku, sama kaki, dan sembarang. Bisa jadi tidak sesuai dengan realitas politik, karena terkait persepsi kepentingan.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun