Mohon tunggu...
Abdul Hakim Siregar
Abdul Hakim Siregar Mohon Tunggu... Guru - guru

Guru

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Atasi Hambatan Menulis Artikel dengan Deadline Sendiri

25 Maret 2017   15:06 Diperbarui: 25 Maret 2017   15:23 199
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: BookWriting Made Simple

Alam pikiran tulis-menulis dan karang-mengarang merupakan dunia unik. Sebagaimana halnya, kelahiran dan kematian. Banyak penulis berlahiran, di tengah penulis lain yang bergururan. Sebagian malah telah meninggal dunia. Sebagian lain mungkin masih mengklaim diri penulis meski sebenarnya tak lagi menelorkan karya. Sebaliknya, ada yang hanya berhasrat menjadi penulis. Namun, tak sekalipun mencoba menuliskannya dalam bentuk terbitan.

Ada yang bilang menulis atau mengarang merupakan bakat tersendiri. Secara alamiah ia terbentuk sendiri. Sebaliknya, yang lain ngomong. Penulis dilahirkan, dibentuk, dilatih, dipraktikkan, dan dijuangkan. Golongan terakhir ini bisa jadi bergumul mengatasi berbagai kesulitan dalam menulis. Baik belajar formal maupun non-formal. Sesaat atau setelah menahapi proses yang bertahap itulah penulis ini tampil kepermukaan. Kesabaran, kegigihan, ketekunan, dan kerendahan hati menjadi modal yang paling diandalkan penulis yang tak berbakat itu kalau boleh disebut begitu. 

Penulis yang digembleng dengan proses hampir tak percaya dengan namanya, 'mood' menulis. Baik atau buruk suasana menulis mungkin bisa memengaruhi. Tapi, yang paling utama bagaimana mendisiplinkan diri selalu menulis. Disiplin menulis dan berbegang teguh kepada waktu yang ditetapkan seorang penulis jauh lebih berguna dibanding menunggu mood, inspirasi, dan ilham.

Tentu saja penulis, junior dan amatiran sama-sama pernah mengalami hambatan dalam menulis. Jelas, setiap orang memiliki persoalan menulis subjektif. Dari alasan psikologis, sosiologis, ekonomi, politis, dan bahkan kilah semata yang dijustifikasi. Namun, penulis yang ingin berproses meningkatkan daya juang kepenulisan. Tidak akan terjebak dalam alasanologi yang menenangkan zona kepenulisan itu. 

Maka penulis kawakan hingga urakan tak boleh lengah terhadap persoalan yang melemahkan semangat kepenulisannya. Banyak hal yang bisa dilakukan untuk mendongkrak gairah menulis. Salah satu yang dapat dilakukan, menetapkan tujuan penulisan. Atau membuat target penulisan. Buatlah deadline menulis sendiri. Batas waktu yang ditetapkan agar dilaksanakan secara konsisten. Deadline yang dibuat sendiri menjadi jurus kepenulisan efektif.

Mungkin, kita dapat menetapkan menulis 5000-10.000 karakter sehari-semalam. Waktu yang cocok mungkin tengah malam. Sehabis subuh. Sewaktu pagi, sebelum bekerja. Mungkin juga tengah hari, siang hari, dan sore hari. Perumusan tujuan menulis dan penjawalan waktu yang tepat. Dapat mendorong maksimalisasi dalam menulis. Kebiasaan itu lambat laut dapat menjadi semacam refleks. Atau adat pribadi yang dibantu senyawa perasaan pribadi. Dan yang paling utama lagi, tetaplah berendah hati dan berdoa kepada Tuhan dengan penuh kepasrahan agar niat dan hasrat menulis tetap terpelihara demi kebaikan umat manusia. 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun