Mohon tunggu...
Sinthike AnggitaLetean
Sinthike AnggitaLetean Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa yang sedang belajar

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Menggunakan Pandangan Kasih dalam Menyikapi Cancel Culture

11 November 2021   10:00 Diperbarui: 11 November 2021   10:04 501
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Dalam ajaran kristiani kita diajarkan untuk memiliki kasih dan menaruh kasih itu juga kepada orang lain, dan  tentu hal ini juga diajarkan oleh semua agama di dunia. 

Mengutip  dari beranda tampang.com, Kasih adalah  suatu tindakan yang bisa menciptakan suatu keharmonisan,  kedamaian, serta hubungan sosial yang baik diantara sesama. Dari definisi tersebut kita bisa melihat bagaimana keberadaan kasih itu penting dan bisa menjadi suatu jembatan bagi kita sesama manusia untuk saling mengaasihi. Hal ini tentu berlaku pula dalam dunia sosial media terutama berkaitan dengan cancel culture ini, dimana kita sebagai netizen atau pengguna aktif media sosial seharusnya bisa menaruh kasih kepada  sesama kita manusia yang mengalami suatu permasalahan dengan memberi pesan positif atau menyampaikan kritik kita dengan baik dengan melihat dari berbagai sudut pandang meskipun orang tersebut bersalah dan membuat kita marah, geram, dan menyalahkan perbuatannya namun, disinilah kasih dan hati nurani kita sebagai sesama manusia juga berperan untuk mengasihi.

Dalam kisah alkitab, cancel culture ini juga dialami oleh seorang perempuan yang kedapatan berzinah dan dia kemudian dihujat lalu akan dihukum dengan dirajam oleh masyarakat karena dianggap telah melakukan dosa besar sehingga harus dihukum namun, Yesus pada waktu itu berkata siapapun yang tidak pernah melakukan dosa akan mendapat giliran pertama untuk melempari wanita itu dengan batu dan akhirnya orang-orang kemudian pergi satu-persatu dari situ dan wanita itu tidak jadi dirajam dengan batu. 

Sejalan dengan cerita tersebut disini Tuhan memperlihatkan bagaimana kuasa kasih berperan menyelamatkan seseorang dan memberinya kesempatan untuk memperbaiki hidupnya. Kita dapat belajar dari cerita ini bahwa kita juga dapat mengasihi sesama kita manusia tanpa harus cepat  menghakimi dan memberikan kesempatan bagi setiap orang untuk memperbaiki dirinya dan menyelasaikan masalahnya. 

Karena kita semua pasti pernah berbuat dosa dan kesalahan namun melalui kasih kita bisa menyelesaikan permasalahan dan diberi kesempatan untuk menjadi seseorang yang lebih baik lagi. Jadi, dalam menyikapi isu cancel culture ini marilah kita menjadi netizen yang bijak dan memiliki kasih terhadap sesama manusia terlepas siapapun orang tersebut dan apapun masalah dan latarbelakangnya.


HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun