Mohon tunggu...
Sinta Puspita Sari
Sinta Puspita Sari Mohon Tunggu... Mahasiswa Prodi Pengembangan Masyrakat islam/ UIN Sunan Gunung Djati Bandung/ Intership PT Pertamina Regional Jawa Bagian Barat AFT Husein Sastranegara

Saya mahasiswa aktif S1 Pogam studi Pengembangan Masyarakat Islam Universitas Islam Negeri Sunan Gunung Djati Bandung dengan pemahaman mendalam tentang dinamika sosial dan saya telah aktif mengembangkan dan mengasah beragam keterampilan sosial, diperkuat oleh pengalaman langsung dalam berbagai proyek dan kegiatan kemasyarakatan.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Dari Edukasi Mitigasi Bencana hingga Pentingnya Penanaman Pohon: Kolaborasi Pertamina dan Mahasiswa Wujudkan Sekolah Aman di Lembang

14 Oktober 2025   09:41 Diperbarui: 14 Oktober 2025   09:41 97
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
PT Pertamina Patra Niaga AFT Husein Sastranegara menyerahkan bibit pohon alpukat kepada Pondok Pesantren Baitul Izzah Nusantara Lembang  

Lembang, 10 Oktober 2025

Suara peluit tanda evakuasi terdengar di halaman Pesantren Baitul 'Izzah Nusantara, Lembang. Ratusan santri berlari menuju titik kumpul aman sambil berlindung di bawah kepala mereka, mengikuti instruksi panitia dengan tertib. Suasana pagi itu menjadi pelajaran hidup tentang kesiapsiagaan menghadapi ancaman nyata: gempa bumi akibat aktivitas Sesar Lembang, patahan aktif sepanjang 29 kilometer yang melintasi wilayah Bandung Raya.

Kegiatan ini merupakan bagian dari program SAKOLA SIAGA (Sinergi Aksi Kolaborasi Siaga Bencana) 2025, hasil kolaborasi antara PT Pertamina Patra Niaga AFT Husein Sastranegara dan Satuan Bhakti Sosial Mahasiswa (SBSM) Politeknik Kesejahteraan Sosial Bandung. Dengan tema "Peningkatan Kesiapsiagaan Bencana dan Mitigasi Sesar Lembang", kegiatan ini menggabungkan edukasi, simulasi, dan aksi lingkungan untuk membangun budaya sadar risiko di lingkungan pendidikan.

Dalam kesempatan ini, AFT Husein Sastranegara juga mengenalkan pentingnya penanaman pohon sebagai upaya peningkatan resiliensi terhadap bencana di kawasan rawan longsor, menariknya dalam sesi ini peserta juga dikenalkan salah satu pohon endemik  Desa Suntenjaya - Lembang yaitu pohon Saninten (Castanopsis Argentea) yang memiliki kelebihan dalam memperkuat struktur tanah dan juga menjadi keanekaragaman hayati yang khas. 

Sebagai mahasiswa Pengembangan Masyarakat islam yang sedang magang di AFT Husein Sastranegara, saya merasa bangga dapat berpartisipasi langsung dalam kegiatan ini. Saya membantu tim CSR dalam sesi edukasi dan simulasi gempa, di mana peserta diajarkan cara mengenali tanda bahaya, menentukan jalur evakuasi, serta memahami pentingnya kesiapsiagaan.

Bagi saya  kegiatan ini bukan hanya praktik kerja lapangan, tetapi juga bentuk penerapan nyata dari ilmu yang saya pelajari di kampus, khususnya mata kuliah Manajemen Penanggulangan Bencana. Teori yang biasa saya pelajari di kelas  seperti mitigasi, kesiapsiagaan, dan pemberdayaan masyarakat menjadi hidup ketika melihat santri dan santriwati antusias mempraktikkan evakuasi dengan penuh kesadaran.

Momen kebersamaan dalam kegiatan SAKOLA SIAGA yang merepresentasikan sinergi antara Pertamina, lembaga pendidikan,  untuk memperkuat kesiapsiagaan 
Momen kebersamaan dalam kegiatan SAKOLA SIAGA yang merepresentasikan sinergi antara Pertamina, lembaga pendidikan,  untuk memperkuat kesiapsiagaan 

Program SAKOLA SIAGA menunjukkan bahwa CSR tidak hanya sebatas bantuan ekonomi, tetapi juga investasi sosial untuk keselamatan manusia. Pertamina melalui kegiatan ini berperan aktif membangun resiliensi komunitas, sekaligus memperkuat kapasitas lokal dalam menghadapi bencana. Program ini juga mendukung Sustainable Development Goals (SDGs) poin 11 (Sustainable Cities and Communities) dan poin 13 (Climate Action), yang menekankan pentingnya kesiapsiagaan masyarakat terhadap bencana.

Lebih dari sekadar kegiatan sosial, SAKOLA SIAGA menjadi ruang belajar bersama antara perusahaan, mahasiswa, dan komunitas. Di sinilah saya menyadari bahwa pengembangan masyarakat bukan hanya tentang meningkatkan kesejahteraan, tetapi juga tentang menjaga kehidupan dan keselamatan.

Ketika simulasi berakhir, wajah-wajah santri dan santriwati memancarkan semangat dan rasa percaya diri. Mereka kini tahu ke mana harus berlari saat gempa terjadi, dan bagaimana melindungi diri serta sesama. Dari momen sederhana itu, saya belajar satu hal penting bahwa ketangguhan masyarakat dimulai dari kesadaran dan pengetahuan sederhana yang ditanamkan dengan hati.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun