Mohon tunggu...
Sindi Refani
Sindi Refani Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Malang

Nobody's perfect.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Opini: Kerja Sama Sister City Pemerintah Kota Baubau dengan Seoul

25 Januari 2021   13:47 Diperbarui: 25 Januari 2021   14:04 830
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Kota Baubau adalah sebuah kota yang terletak di bagian Tenggara Sulawesi, tepatnya terletak di Pulau Buton, terletak di sebelah tenggara dan terpisah dari Pulau Busar di Sulawesi. Pada tahun 1952, kota ini pernah menjadi ibu kota daerah Sulawesi Tenggara, sebelum dipindahkan ke Kota Kendari. Pemerintah di masing masing daerah dalam mencapai pertumbuhan dan pembangunan antar daerah harus saling bekerja sama, dan melindungi dalam kerangka kerja sama untuk mencapai kemakmuran, keamanan bersama, dan tujuan pembangunan itu sendiri. Dalam proses globalisasi, karena kekhawatiran akan ancaman budaya lokal, pemerintah daerah merumuskan kebijakan melalui otonomi daerah untuk melindungi budaya lokal daerah tersebut. Banyak budaya lokal yang ingin dipromosikan di tingkat nasional dan internasional, yang merupakan bagian dari perlindungan budaya lokal.

Kerjasama Sister City merupakan bagian dari konsep paradiplomasi dalam Ilmu Hubungan Internasional ( Kamu bisa baca: Teori Paradiplomasi dalam Otonomi daerah di Indonesia ) . Dalam hal ini kerjasama sister city antara pemerintah Kota Baubau dan Seoul merupakan isu strategis untuk menunjukkan kemampuan pemerintah Kota Baubau. Hal ini menjadi keuntungan untuk menjamin keberhasilan pelaksanaan otonomi daerah Kota Baubau kepada pemerintah pusat. Disisi lain, di mata pemerintah pusat, pemekaran provinsi baru (provinsi Buton Raya) menjadi modal yang kuat bagi "curriculum vitae". Keberhasilan kedua pihak bersama-sama menyelesaikan misi penyelamatan bahasa daerah di Kota Baubau dalam hal ini, penggunaan huruf hanggul untuk menyelamatkan bahasa suku Cia-Cia yang terancam punah merupakan pencapaian strategis bagi kedua pihak untuk memperluas kerjasama dengan sektor-sektor lainnya di Kota Baubau. Seperti melihat adanya kesepakatan dengan lembaga Seoul yaitu Seoul Human Research Development City (SHRDC) dan Rural Development Administration of The Republic of Korea. Pemerintah Kota Baubau berharap wilayah perjanjian kerjasama sister city Kota Seoul akan terus berkembang menjadi investasi, industri, dan pertambangan. Masuknya budaya Korea semakin menambah kekayaan budaya yang dimiliki Kota Baubau. Kota Baubau merupakan kota multietnis di Sulawesi Tenggara. Hal ini disebabkan letak geografis merupakan kota pesisir dengan intensitas angkutan barang dan penumpang serta intensitas bongkar muat yang tinggi, serta posisi geopolitik terletak di antara alur Laut Kepulauan Indonesia (ALKI) II dan III pelayaran internasional menjadi aset berharga bagi pembangunan kota modern di masa depan. Selain itu, ibu kota multi etnis yang dimiliki Kota Baubau memiliki potensi yang sangat besar untuk pengembangan perkotaan.

Penerapan diplomasi budaya dalam kerjasama sister city Kota Baubau-Seoul adalah penerimaan budaya Korea dalam hal ini Pemerintah kota Baubau mengadopsi sistem aksara Hanggul dalam bahasa Korea untuk mendokumentasikan bahasa suku Cia-Cia. Penerapan semacam ini terlihat jelas di sekolah-sekolah perkampungan suku Cia-Cia di Kecamatan Sorawolio kota BaubauPenerapan diplomasi budaya dalam kerjasama sister city Kota Baubau-Seoul adalah penerimaan budaya Korea dalam hal ini Pemerintah kota Baubau mengadopsi sistem aksara Hanggul dalam bahasa Korea untuk mendokumentasikan bahasa suku Cia-Cia. Penerapan semacam ini terlihat jelas di sekolah-sekolah perkampungan suku Cia-Cia di Kecamatan Sorawolio kota Baubau.Penerapan ini diwujudkan melalui bentuk formal pembelajaran Hanggul di sekolah suku Cia-Cia, dua diantaranya adalah SD Karya Baru dan SMA Negeri 6 Kota Baubau.Hal ini tentu akan sangat membantu dan menjadi modal di masa depan. Disisi lain, ini merupakan ajang unjuk potensi yang dimiliki Pemerintah kota Baubau, termasuk kawasan wisata dengan kekayaan alam yang belum tergali dan potensi sumber daya alam sekitarnya. Keberhasilan Pemerintah Kota Baubau dalam kesepakatannya dengan Seoul Human Research and Development City (SHRDC) menjadikan kota tersebut sebagai kota IT. Dalam perjanjian bersama SHRDC, pegawai pemerintah kota Baubau menerima pelatihan dalam pengelolaan dan pengembangan TI, teknologi informasi, e-government, pengelolaan lalu lintas perkotaan, perencanaan tata ruang, dan jalan. Prestasi dan kemampuan berharga yang dimiliki oleh seorang pegawai Kota Baubau yaitu Eko Prasetyo yang telah meraih sukses besar.Ia mendapat pelatihan IT di Seoul dan kemudian diangkat sebagai menjadi wakil presiden E-Government dunia di Barcelona, Spanyol. Penunjukan seorang pegawai Kota Baubau sebagai perwakilan sebagai wakil presidene-government dunia adalah contoh dari pelatihan dan berbagi pengalaman yang berhasil oleh Pemerintah kota Seoul. Untuk memanfaatkan sepenuhnya kerjasama sister city dengan Kota Seoul, Pemerintah Kota Baubau harus terus memainkan perannya secara maksimal.

Kesimpulan:

Penerapan budaya Korea melalui kerangka kerjasama sister city Baubau-Seoul pertama kali dilakukan untuk menyelamatkan bahasa suku Cia-Cia yang berada di kawasan kota Baubau, yang diklaim akan terancam punah oleh beberapa pakar linguistik. Hal ini mengakibatkan Suku Cia-Cia di Kota Baubau, menjadi suku pertama di dunia yang secara resmi mengadopsi sistem tulisan Hanggul dalam bahasa Korea untuk merndokumentasikan bahasa mereka yang hanya bahasa lisan. Hal ini dianggap dan disambut baik oleh sebagian orang yang menilai bahwa hadirnya budaya Korea Selatan dikebudayaan mereka dianggap mampu mengangkat kebudayaan mereka yang selama ini terabaikan dan jauh dari pembangunan serta kurang mendapat perhatian dari pemerintah daerah maupun pemerintah pusat.

Oleh karena itu, ada dua hal penting perekat antara suku Cia-Cia dan Hanggul, yakni terkait kerjasama antara Pemerintah Kota Baubau dan Seoul serta beberapa kerjasama dengan LSM Korea. Kota Baubau telah mendapat dukungan pembangunan dari Kota Seoul, terlihat dari letter of intent tersebut bahwa Kota Seoul akan mendukung upaya Kota Baubau dalam pembangunan infrastruktur. Selain itu, diplomasi budaya Baubau berhasil membawa budaya Buton Cia-Cia ke panggung internasional melalui festival-festival di Seoul, yang merupakan pencapaian luar biasa untuk mempromosikan potensi Baubau. Tidak hanya itu, keberhasilan pelatihan pegawai Kota Baobao Pemerintah Metropolitan Seoul di Korea Selatan menjadi aset berharga untuk pembangunan Kota Baubau di masa depan.

References:

1, 2, 3, 4, 5,6

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun