Mohon tunggu...
Sindi Lestari Ayu Febrianti
Sindi Lestari Ayu Febrianti Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi Jurusan Jurnalistik UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Mahasiswi semester dua yang tertarik pada bahasa dan sedang belajar menulis artikel.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Percaya Diri, Kunci Sukses Mengatasi Kecemasan Beretorika

14 Mei 2024   20:21 Diperbarui: 14 Mei 2024   20:22 107
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Syamsul Yakin dan Sindi Lestari Ayu Febrianti (Dosen dan Mahasiswi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta)

Oleh Syamsul Yakin dan Sindi Lestari Ayu Febrianti (Dosen dan Mahasiswi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta) 

Merasa takut salah, grogi, tidak percaya diri, dan tidak nyaman saat akan berbicara di depan orang banyak adalah kecemasan beretorika. Perasaan tersebut merupakan bentuk respons terhadap sesuatu di luar zona nyaman kita yang dianggap mengancam diri, meskipun hal itu sebetulnya belum tentu terjadi. Misalkan, perasaan negatif,  tidak mampu berkomunikasi dengan baik, takut gagal, dan takut dinilai remeh oleh audiens.

Perasaan cemas dalam beretorika tidak pandang bulu. Seseorang dengan kemampuan yang tinggi pun dapat mengalaminya sebab ketika tampil di ruang publik, dia merasa sedang diuji kompetensinya. Solusi untuk mengatasi kecemasan beretorika yaitu bisa dengan melakukan relaksasi. Relaksasi dipercaya dapat mengurangi ketegangan pada pikiran dan tubuh.

Kecemasan dan ketegangan beretorika bisa terjadi pada saat menghadapi senior atau orang yang memiliki kemampuan beretorika di atas rata-rata. Teknik mengatasi kondisi ini ialah dengan menumbuhkan rasa percaya diri secara perlahan sebab kunci sukses beretorika di hadapan publik adalah percaya diri dengan kemampuan yang dimiliki.

Seseorang mengalami ketakutan beretorika tak jarang muncul sebagai respons terhadap situasi yang tak terduga, seperti lampu padam sehingga tidak bisa membaca konsep ceramah. Cara mengatasi kondisi seperti ini adalah dengan melakukan improvisasi, tidak takut salah, dan percaya diri.

Rasa khawatir dalam beretorika juga bisa muncul pada saat seorang pembicara memiliki persamaan gaya bicara dengan pembicara lain. Pada saat inilah dia harus menjadi diri sendiri, percaya diri, dan berani menampilkan gaya bicaranya sendiri. Walaupun memang sebaiknya seorang penceramah harus menguasai gaya bicara berbagai orator ulung (pembicara dengan kepandaian beretorika).

Kekhawatiran beretorika yang muncul karena pengalaman pribadi atau akibat tekanan publik, misalnya, bisa diatasi dengan mencari akar masalahnya, membuat persiapan yang matang , dan tampil penuh percaya diri bahwa pengalaman buruk itu tidak akan terjadi.

Sebenarnya penyebab utama kecemasan beretorika adalah kurangnya kemampuan dan pengalaman. Jadi, lebih kepada faktor teknis yang merambah jadi masalah psikologis. Untuk mengatasinya bisa dengan memperbanyak latihan, mempelajari gaya bicara orator handal, dan membuang rasa takut salah saat akan beretorika.

Dilihat dari selain yang sudah disebutkan, seorang tokoh masyarakat sebenarnya bisa saja mengalami kekhawatiran beretorika ketika didapuk untuk tampil berbicara di hadapan khalayak. Kekhawatiran itu terjadi lebih karena faktor status bahwa dirinya adalah seseorang yang terkenal dan jika melakukan kesalahan maka akan tersebar luas dan menjadi pembicaraan umum.

Dari paparan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa cara mengatasi kecemasan beretorika adalah dengan melakukan relaksasi, berpikir positif, tidak takut salah, percaya diri, latihan, persiapan, konsentrasi, dan berupaya untuk keluar dari tekanan publik. Dalam hal menenangkan diri, penting ditanamkan di dalam hati bahwa kecemasan beretorika adalah kondisi alami psikologis yang bisa dirasakan siapa pun.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun