Mohon tunggu...
Simon Sutono
Simon Sutono Mohon Tunggu... Guru - Impian bekaskan jejak untuk sua Sang Pemberi Asa

Nada impian Rajut kata bermakna Mengasah rasa

Selanjutnya

Tutup

Diary

Pertemuan

11 Juni 2021   22:31 Diperbarui: 11 Juni 2021   22:33 120
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://www.jualo.com/

            "Asli." Aku menguping teman sekelas Tuanku berbisik. Sebelumnya ia meraba label kulit celana jeans Tuanku dengan inisial W. Branded. Impor. Aku tahu Tuanku pura-pura tidak mendengar. Tapi bibirnya tersenyum. Geli. Ya, semenjak bekerja di Mrs. M, Tuanku berubah. Tidak semata karena sudah mendapatkan penghasilan, tetapi juga karena memang kemurahan hati keluarga ini yang juga mendandani orang-orang yang bekerja di keluarga ini. Yang semula berpakaian ala kadarnya, sekarang  Tuanku bisa memilih apa yang akan dikenakan dari koleksi barang berkelasnya.

            Tuanku pamit pada teman-temannya dan bergegas meninggalkan kelas. Aku dan kembaranku dipaksa untuk mengambil langkah-langkah panjang menuju pelataran tidak jauh dari gerbang masuk UPI. Gedung Pentagon sebagai pusat kegiatan mahasiswa fakultas Bahasa dan seni bersisian dengan mini market koperasi mahasiswa. Di depan mini market itulah beberapa payung besar menaungi mahasiswa yang sedang rehat. Ke salah satu payung itulah Tuanku mengarahkan aku dan kembaranku. Tuanku melambaikan tangan. Aku merasakan adrenalinnya meningkat.

            "Sudah nunggu lama?" tanyanya. Ia menyeret kursi dan duduk di hadapan seorang mahasiswi berambut panjang.

            "Ternyata gadis si pengiris bawang, ya," bisik kembaranku.

            Aku mengangguk mengiyakan. Senyumku kuumbar ke pasangan kembar di depanku.

            "Ketemu lagi," sapaku.

            "Iya," jawab salah satu dari mereka.

            "Habis kuliah?"

            "Nggak, langsung dari rumah. Sepertinya Nona kami sudah janjian di sini," jawabnya.

            "Hmm... kataku pelan.

            "Kok hmm?" tanya kembaranku.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun