Kita perlu jujur bahwa rasisme ini bukan soal sepak bola semata. Ia adalah penyakit sosial yang telah lama dibiarkan hidup dan diwariskan dalam percakapan, disebarkan lewat candaan, dan dipelihara lewat diam dalam rahim bangsa Indonesia.
Sepakbola seharusnya menjadi simbol persatuan, penghormatan, keberanian dan kemanusiaan, bukan warna yang menutupi kebencian. Jika bangsa ini ingin benar-benar disebut besar, maka kebesarannya harus diukur dari caranya memperlakukan manusia, bukan dari jumlah kemenangan, bukan dari teriakan di tribun, tetapi dari kemampuan menghargai setiap warga tanpa memandang warna kulit dan asalnya.
Ketika anak-anak Papua mengenakan seragam Merah Putih, mereka sedang mewakili bangsa ini. Namun ironinya, bangsa yang mereka wakili justru melukai mereka. Itulah rasisme yang berseragam Merah Putih, kebencian yang dibungkus cinta yang palsu, dan nasionalisme yang kehilangan jiwanya.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI