Mohon tunggu...
Silvia Viaa
Silvia Viaa Mohon Tunggu... Lainnya - Pelajar

Saya memiliki hobi membaca

Selanjutnya

Tutup

Book

Napas Pahit Dari Para Bandit

14 Mei 2023   02:10 Diperbarui: 14 Mei 2023   02:44 137
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Book. Sumber ilustrasi: Freepik

Entah keberanian dan kelancangan darimana para pelaku pembajakan masih sering memberikan kabar mengenai adanya kehadiran mereka dengan menjual hasil bajakan  mereka . Barang demi barang, apapun barangnya, dan bagaimanapun bentuknya selalu menjadi sasaran para pelaku pembajakan atau sebut saja mereka itu bandit (penjahat atau pencuri) Salah satu contoh barang yang paling sering menjadi sasaran pembajakan adalah buku. Tidak sulit untuk mencari buku bajakan. Tempat seperti  marketplace, toko buku pinggir jalan, bahkan perpustakaan sekolah sudah seperti tempat wajar tersedianya buku bajakan.

Hal ini tentunya sangat disayangkan, selain merugikan para penulis, penerbit, dan seluruh yang terlibat dalam pembuatan sebuah buku, hal ini juga sangat memalukan. Contohnya saja buku bajakan di perpustakaan sekolah. Sekolah yang seharusnya menjadi wadah pembentukan karakter pelajar malah memberikan contoh yang merusak karakter. Padahal jelas jelas memasukkan buku bajakan di perpustakaan sekolah sama dengan mendukung pencurian. Jika dipikir lagi bukankah hal ini sangat memalukan? Sudah memalukan, hal ini juga membuat untung para bandit pelaku pembajakan buku. Keuntungan yang para bandit itu tidak pantas dapatkan. Hal ini juga seperti memberi ruang pada para bandit itu untuk memberikan napas pahit mereka di dunia pendidikan. 

Beredarnya buku bajakan ini juga tentunya mendapat protes dari para penulis dan para pembaca yang pro terhadap buku original. Salah satu penulis yang menggalakkan anti buku bajakan adalah Tere Liye. Jika mengunjungi profil Instagramnya pasti ada postingan yang berisi peringatan untuk tidak membeli buku bajakan dan protes kepada para bandit yang membajak karyanya. Selain itu Tere Liye juga sering mengadakan promo atau memberikan harga miring untuk novel buatannya. Hal ini dilakukan agar para pembaca dapat membeli buku original bukannya malah membeli buku bajakan. Harga yang diberikan bahkan bisa lebih murah dibanding buku bajakan yang dijual para bandit itu. Bayangkan seberapa ruginya kita jika membeli buku bajakan yang kualitasnya sangat tidak layak, tidak memuaskan, dan harganya tidak jauh berbeda dengan buku original. Apalagi zaman sekarang ada yang namanya diskon. Diskon yang memberikan kita harga novel original tidak jauh berbeda dengan novel bajakan, tapi tentunya dengan kualitas lebih baik dibanding bajakan. Bayangkan lagi betapa ruginya jika membeli buku bajakan. Harganya terkadang lebih mahal atau sama dengan harga novel original, kualitas yang tidak layak, dan rasa malu jika ketahuan membaca buku bajakan. Bayangkan lagi betapa memalukannya jika kita tergabung dalam kelompok para bandit itu hanya karena membeli hasil bajakan mereka. Lagi lagi para bandit itu memberikan napas pahit mereka kepada penulis, dan kepada pembaca.

Mirisnya, kelakuan para bandit ini dianggap enteng dan mulia. Mulia karena menyediakan buku dengan harga murah, padahal mereka mencuri. Sudah mencuri, memberikan hal yang tidak layak  pula. Lebih mirisnya lagi, jika kita mencari buku di marketplace pasti buku bajakan terkadang muncul paling atas, paling awal, dan paling banyak. Secara tidak sadar, para bandit itu sudah seperti memberikan napas. Napas kepahitan dan kemirisan. Napas dari para bandit.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Book Selengkapnya
Lihat Book Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun