Mohon tunggu...
Silvia Nur
Silvia Nur Mohon Tunggu... Jurnalis - Bismillah

Silvia nur syaada (S20182017)

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Pondok Pesantren Attanwir

5 Desember 2019   18:58 Diperbarui: 5 Desember 2019   19:01 42
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Nama : Silvia Nur Syaada

Nim    : S20182017

Kelas  : HES 4

Di Ds. Talun Kec. Sumberrejo Kab. Bojonegoro terdapat pondok pesantren yang dapat dikategorikan sebagai salah satu pondok pesantren terbaik di Kab. Bojonegoro tak heran jika banyak siswa yang berlomba-lomba agar dapat menuntut ilmu dipondok pesantren tersebut. Pondok pesantren tersebut ialah pondok pesantren Attanwir dimana masyarakat menyebutnya sebagai pondok talun. Dalam catatan sejarah, pondok pesantren Attanwir didirikan pada tahun 1933 oleh almarhum KH M Sholeh dengan harapan dapat meningkatkan kualitas masyarakat sekitar dalam memahami ilmu agama. Sebagai seorang pendiri, langkah awal yang beliau tempuh ialah dengan mengadakan kegiatan belajar mengajar di sebuah musholla dengan anak-anak sebagai murid utamanya. Kegiatan tersebut di isi dengan belajar membaca dan menulis Arab, membaca ayat Al-Quran serta tata cara beribadah. Dengan fasilitas yang belum mewadahi dan segala keterbatasan,  pendiri terus berupaya untuk memberikan yang terbaik bagi anak didiknya. Selain itu agar dapat memenuhi harapan dan tuntutan masyarakat sekitar yang masih haus akan pengetahuan agama islam. Pengajian atau kegiatan belajar mengajar tersebut masih menggunakan sistem weton sehingga di tahun 1951 dikembangkan dengan sistem klassikal, yaitu dengan membuka diniyah selama 2 tahun.
Berlakunya sistem klassikal dianggap masih kurang maksimal, kemudian ditahun 1954 jenjang pendidikan ditingkatkan menjadi 6 tahun. Dengan peningkatan jenjang pendidikan tersebut terjadi pengubahan sistem pengajaran. Semula menggunakan sistem klassikal (diniyah 2 tahun) menjadi madrasah ibtidaiyah (selama 6 tahun). Dalam sejarahnya madrasah yang didirikan oleh Haji Idris telah mengalami 7 masa kepemimpinan.
Pondok pesantren Attanwir memiliki 2 macam pendidikan
Pendidikan formal:
PAUD
Pendidikan formal pertama bagi anak usia dini.
RA
MI Attanwir
Jenjang pendidikan formal ketiga yang mulai memberikan pengkajian tentang ajaran-ajaran agama islam yang bersifat mendasar serta resmi didirikan pada tahun 1954.
MTs Attanwir
Merupakan lembaga pendidikan formal yang didirikan pada tahun 1961 dengan tujuan untuk menampung tamatan Madrasah Ibtidaiyah. Pada awal pendiriannya dikenal dengan Madrasah Mu'alimin Al-Islamiyah (MMI) dengan lama pembelajaran 4 tahun. Sistem pembelajaran MMI ini menggunakan kurikulum ala pondok Modern Gontor, tak heran jika sebagian ustadznya terdiri dari alumni pondok Modern Gontor. Madrasah Mu'alimin Al-Islamiyah (MMI) mengalami perkembangan sejarah yaitu dalam perubahan nama, semula MMI (Madrasah Mu'alimin Al-Islamiyah) menjadi Pendidikan Guru Agama (PGA) dengan penambahan waktu belajar menjadi 6 tahun. Akan tetapi PGA tidak berjalan lama, sehingga dirubah lagi menjadi Madrasah Tsanawiyah Islamiyah 3 tahuh dan Madrasah Aliyah Islamiyah 3 tahun. Saat ini MTs Attanwir memiliki kegiatan unggulan yaitu muhadhoroh yakni penggunaan 4 bahasa (Arab, Jawa, Indonesia, Inggris). Muhadhoroh ini dilakukan setiap hari kamis dan setiap satu bulan sekali diadakan muhadhoroh kubro yaitu prnggabungan 3 kelas menjadi satu (baik kelas IX mts sampai X MA).
MA Attanwir
Sesuai dengan hasil akreditasi Madrasah yang dilakukan oleh Dewan Akreditasi Provinsi Jawa Timur dengan klasifikasi unggul (A) MA Islamiyah Attanwir Talun berhasil diresmikan pada tahun 2006.
SMK Attanwir
Sekolah Menengah Kejuruan ini di dirikan agar dapat mendidik muridnya yang memiliki jiwa saing tinggi di dunia kerja serta mempunyai keahlian khusus sesuai dengan pilihan jurusan yang diminati. Serta tidak melupakan nilai-nilai agama islam.
STAI Attanwir
Berdirinya lembaga STAI Attanwir Talun sebagai jawaban masyarakat yang ingin memperdalam serta mematangkan ajaran agama islam di tingkat Perguruan Tinggi. Khususnya bagi para santri yang enggan menuntut ilmu ke luar Kabupaten dengan alasan finansial.
Pendidikan nonformal:
Dalam diniyah atau kegiatan nonformal dalam pondok pesantren Attanwir dapat dikatakan padat (penuh)  terbukti mulai pukul 03.00 WIB para santri telah dibangunkan untuk persiapan sholat shubuh. Biasamya mereka mandi sebelum sholat shubuh berjamaah. Setelah sholat shubuh merrka melanjutkan kegiatan dengan membaca Khizib
Pukul 05.15 para santri mulai mengaji kitab sampai pukul 06.15 dan dilanjutkan makan pagi. Pada pukul 07.30-16.00 para santri mengikuti kegiatan belajar mengajar di lembaga formal (sekolah). Dalam jangka waktu yang lama tersebut selain kegiatan belajar mengajar para santri dituntut untuk sholat dhuha, dhuhur berjamaah serta sholat asyar berjamaah. Sepulang sekolah para santri tidak ada waktu senggang serta kesempatan untuk beristirahat. Sehingga mereka langsung berberes (mandi) untuk persiapan membaca surah Yasin di masjid. Sebelum sholat magrib para santri intirahat yakni makan sore. Sekitar pukul 17.15 para santri memulai dengan wirid qobla magrib dan dilanjut sholat magrib berjamaah. Setelah utu mengaji kitab serta mengaji Al-Quran, dan dilanjut dengan sholat isya berjamaah.
Bagi santri Attanwir ngaji malam tak ada kendala. Setelah sholat isya mereka mengaji malam serta yasinan ba'da isy,  dan ditutup dengan sholat hajat berjamaah (sholat hajat ini dilakukan secara bergilir). Pukul 20.00-21.00 para santri belajar bersama serta tadarus Al-Quran sampai pukul 22.00. Begitulah kegiatan rutin para santri pondok pesantren Attanwir.
Srdangkan fasilitas penunjang kegiatan belajar mengajar yang dimiliki oleh pondok pesantren Attanwir diantaranya: Masjid, asrama santri, asrama pengasuh, kantor, dapur, gedung sekolah, lapangan, koperasi santri, perpustakaan, labolatorium komputer, labolatorium bahasa, gudang, kamar mandi, serta klinik kesehatan.
Adapun ekstrakulikuler sebagai penunjang bakat dan minat siswa diantaranya:
Kajian kitab-kitab kuning (kitab salaf)
Pembinaan tahfidz dan Tilawatil Al-Quran
Tahfidhul Quran
Pengembangan Exacta (Lab Skill), Keterampilan, Wirausaha
Pengembangan Jurnalistik dan publisistik
Berbahasa Arab dan Inggris sehari-hari
Diskusi dan penelitian ilmiah
Pengembangan seni bela diri
Pengembangan olahraga
Pengembangan seni Drumband, Qashidah dan Hadrah
Latihan berpidato dalam tiga bahasa (Indonesia, Arab, Inggris)
Kepramukaan

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun