Mohon tunggu...
silvia maulidasetyawan
silvia maulidasetyawan Mohon Tunggu... Lainnya - SILVIA MAULIDA

MAHASISWI ADMINISTRASI PUBLIK UIN SGD BANDUNG

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Pentingnya Komunikasi dari Pemerintah Terkait Penyebaran Covid-19

20 Maret 2020   20:20 Diperbarui: 20 Maret 2020   20:44 166
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Krisis komunikasi seringkali terjadi tatkala muncul sebuah fenomena baru dalam masyarakat, termasuk berita hangat yang tengah banyak dipebincangkan masyarakat dunia akhir-akhir ini yaitu penyebaran virus COVID-19. Hingga saat ini virus korona telah menyebar semakin luas di seluruh dunia.

"Karena itu kami membuat penilaian bahwa COVID-19 dapat dikategorikan sebagai pandemi," kata Jenderal Who Tedros Adhanom Ghebreyesus sepperti dilansir dlam Xinhua, Kamis (12/3/2020).  

Indonesia sendiri bukanlah negara pertama yang terkena penyebaran virus korona, seharusnya Indonesia sudah lebih mempersiapkan bagaimana penanganann penyebaran virus korona denagn belajar dari negara lain yang sudah lebih dulu terkena penyebaran virus ini. 

Namun, dikutip dari kompas.com (18/32020) Indonesia sendiri dinilai masih belum siap dalam mengahadapi fenomena tersebut terlihat dari angka kematian pasien yang mencapai 227 kasus dengan kematian mencapai 19 kasus,presentasi kematian ini mencapai 8,37% merupakan presentasi kematian tertinggi yang melebihi Italia yang 8,34 %

Krisis komunikasi yang terjadi antara pemerintah dengan masyarakat terkait penyebaran virus COVID-19  masih saja terjadi. Kita mungkin sering mendengar istilah-istilah  terkait penyebaran virus korona seperti social distance, lockdown, pandemi, ODP, PDP dan suspect corona. 

Sebagaian dari masyarakat mungkin sudah tidak asing dengan istilah tersebut namun bagi masyarakat tertentu, seperti orang-orang lansia dan masyarakat daerah pedalaman masih banyak yang belum paham sepenuhnya terkait makna dari istilah-istilah tersebut sehingga hal ini merupakan salah satu faktor penyebab krisisnya komunikasi dari pemerintah kepada masyarakat. 


Seharusnya pemerintah dapat lebih menyederhanakan istilah-istilah terkait penyebaran virus korona agar dapat dipahami bukan hanya untuk masyarakat berpendidikan atau masyarakat urban tetapi dapat dipahami oleh seluruh lapisan masyarakat.

Sebuah krisis tidak dapat dihindari namun masih bisa dicegah. Sebuah krisis cenderung menjadi sebuah situasi yang menimbulkan efek negatif yang mempengaruhi organisasi dan publiknya,produknya dan reputasinya (Frean Banks,2007). 

Untuk mengantisipasi dampak negatif dari sebuah krisis maka diperlukanlah manajemen krisis, prinsip yang pertama ialah berorientasi pada keselamatan publik,komunikasi yang diberikan harus mengurangi resiko kepanikan publik dan mengurangi spekulasi-spekulasi buruk. 

Peran media massa dalam upaya pencegahan virus COVID-19 juga sangat berpengaruh. Media massa dapat membantu pemerintah dalam memberikan informasi terkait pencegahan, maka dari itu peran media massa sangat berpengaruh terhadap spekulasi-spekulasi masyarakat. 

Konferensi pers berkala juga harus dilakukan karena merupakan strategi dari komunikasi krisis selain itu fakta-fakta haruslah diungkap oleh pemerintah baik itu fakta yang bersifat negatif maupun positi tidak ada informasi yang ditutup-tutupi. Tujuanya bukan untuk menambah kepanikan namun untuk menambah kewaspadaan masyarakat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun