Mohon tunggu...
Silvia Fibrianti
Silvia Fibrianti Mohon Tunggu... Hamba Allah SWT

Kuliner dan Traveling

Selanjutnya

Tutup

Worklife Artikel Utama

Setia pada Nilai, Bukan Hanya pada Pimpinan

18 Mei 2025   13:47 Diperbarui: 1 Juni 2025   02:15 404
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Suara Kritis untuk Perbaikan

Meski risiko besar, banyak kisah nyata pegawai yang berani bertindak berbeda demi perbaikan. Sebagai ilustrasi, bayangkan seorang staf di sebuah BUMN menemukan dugaan penyimpangan dalam proses pengadaan barang. Meskipun pimpinannya awalnya tidak nyaman mendengar kritik, ia tetap melaporkan temuannya kepada tim pengawas internal. Berkat keberaniannya, prosesnya dievaluasi dan diubah agar lebih transparan bahkan institusi itu mendapat pujian karena berani memperbaiki diri. Ini contoh sederhana bagaimana loyalitas pada nilai integritas (transparansi, akuntabilitas) justru membawa keuntungan jangka panjang bagi lembaga.

Cerita-cerita seperti itu menunjukkan bahwa mempertahankan komitmen pada nilai dan keberanian menyuarakan kebenaran dapat membawa perubahan positif. Loyalitas sejati berarti berani mengingatkan apabila ada yang salah, demi kebaikan bersama. Ketika lingkungan kerja memberi ruang untuk feedback konstruktif dan setiap pegawai tahu tulus bicara bukan berarti tak loyal, maka kekuatan organisasi akan terus tumbuh.

Menuju Budaya Organisasi Berbasis Nilai

Untuk mewujudkan itu, dibutuhkan budaya organisasi yang sehat dan berorientasi nilai. Pimpinan harus mencontohkan integritas, keteladanan, dan keterbukaan. Saat pemimpin fokus pada nilai Bersama (seperti Amanah dan Kolaboratif dalam nilai BUMN BerAKHLAK), karyawan lebih terdorong untuk mengikuti. Seperti kata Simon Sinek:

"So goes the leader, so goes the culture"

pimpinan yang memprioritaskan nilai dan tim akan menciptakan budaya kerja yang juga sehat dan berdaya saing.

Mari kita ubah definisi loyalitas: bukan lagi patuh tanpa pikir panjang, melainkan setia pada nilai dan tujuan luhur organisasi. Dengan membangun atmosfer saling percaya, mendukung keterbukaan ide, dan mengedepankan integritas, baik BUMN maupun instansi pemerintah akan lebih kuat dan dipercaya publik. Pemimpin yang baik akan mendorong karyawannya berani berkata benar, bukan mematikan suara-suara bernas. Hanya dengan cara itulah kita bisa bersama-sama menciptakan budaya organisasi yang berkualitas, berintegritas, dan benar-benar berorientasi pada nilai bukan sekadar kepada orang di puncak.

Sumber:

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun