Mohon tunggu...
Silvia Fibrianti
Silvia Fibrianti Mohon Tunggu... Hamba Allah SWT

Kuliner dan Traveling

Selanjutnya

Tutup

Entrepreneur

Ngopi Tanpa Ribet: Fenomena Kopi Keliling yang Kian Digemari

20 April 2025   09:30 Diperbarui: 20 April 2025   12:19 274
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar ilustrasi Kopi Keliling (Sumber: Canva)

Di era serba cepat, bahkan waktu buat ngopi pun harus efisien. Dulu, ritual minum kopi identik dengan duduk manis di kafe Instagramable, ditemani playlist lo-fi dan lampu temaram. Sekarang? Cukup turun ke lobi kantor, atau buka jendela rumah, dan voil! Kopi keliling sudah menunggu.

Fenomena kopi keliling bukan sekadar tren, tapi bentuk adaptasi dari kebutuhan gaya hidup masa kini: praktis, cepat, tapi tetap enak. Mari kita kupas kenapa konsep ini makin dicintai, terutama oleh generasi urban yang hidupnya padat tapi tetap haus kafein.

1. Kopi = Gaya Hidup, Bukan Cuma Minuman

Kopi sudah berubah status. Dari sekadar penunda ngantuk, jadi simbol identitas. Anak muda sekarang nggak cuma minum kopi, mereka berkegiatan sambil ngopi: kerja, meeting, bahkan nunggu gebetan.

Brand besar memang masih mendominasi, tapi kopi keliling hadir dengan tawaran berbeda: akses mudah, harga lebih bersahabat, dan pengalaman yang lebih kasual.

2. Datang ke Kamu, Bukan Kamu ke Mereka

Ini salah satu daya tarik utamanya. Nggak perlu repot cari parkiran atau antre lama. Kopi keliling dengan motor, mobil, atau sepeda kece, mereka datang langsung ke titik-titik strategis: depan kantor, area kos, kampus, sampai CFD.

Bayangkan kamu lagi buru-buru ke kantor, lalu ngeliat gerobak kopi dengan aroma harum khas espresso. Tinggal sapa, bayar, bawa. Nggak ribet, nggak nguras waktu.

3. Harga Bersahabat, Kualitas Tetap Nikmat

Karena tanpa biaya sewa tempat, banyak kopi keliling bisa menjual kopi dengan harga lebih ramah dompet. Ini yang bikin mereka makin digemari mahasiswa, pekerja muda, bahkan ibu-ibu komplek.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Entrepreneur Selengkapnya
Lihat Entrepreneur Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun