Apa mereka gagal? Tentu tidak. Mereka hanya punya waktu yang berbeda.
Harga dari Ambisi yang Terburu-Buru
Kita lupa, sukses juga punya biaya. Dan ketika ambisi dipaksakan melampaui kapasitas, yang
muncul justru kelelahan kronis. Burnout. Quarter-life crisis. Anxiety. Overthinking.
Banyak yang terlihat "baik-baik saja" tapi menyimpan tekanan dalam-dalam. Ada yang takut dianggap gagal, padahal hanya sedang jeda. Ada yang merasa dirinya tidak cukup, padahal hanya butuh waktu sedikit lebih lama.
Sukses Itu Tidak Seragam
Definisi sukses kita seringkali bukan datang dari dalam, tapi dari luar, dari orang tua, lingkungan,
bahkan algoritma. Kita jadi lupa mendengarkan diri sendiri.
Padahal sukses bisa berarti:
- Menjadi guru yang menginspirasi, bukan CEO perusahaan besar.
- Menjadi orang tua yang hadir sepenuh hati, bukan pemilik rumah mewah.
- Menjadi diri sendiri tanpa pura-pura, bukan figur populer yang kesepian.
Sukses itu tidak punya satu bentuk. Ia bukan medali, tapi perjalanan yang utuh.
Hidup Bukan Sprint, Tapi Maraton
Kita tak sedang berlomba. Tidak ada podium, tidak ada piala. Yang ada hanya proses masing-masing, dengan tantangan dan keindahannya sendiri.