Mohon tunggu...
Silvi Enggar Budiarti
Silvi Enggar Budiarti Mohon Tunggu... Lainnya - Staff

Badminton lovers | Korean enthusiast | Love traveling, sight seeing, and wandering

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup Pilihan

Peduli Lingkungan dengan Tren Gaya Hidup Ini

22 Maret 2018   17:18 Diperbarui: 23 Maret 2018   14:14 1066
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ketika memberi materi jenis-jenis sampah di kelas - dokpri

Saya dan teman-teman memunguti sampah plastik yang berceceran di area pantai - dokpri
Saya dan teman-teman memunguti sampah plastik yang berceceran di area pantai - dokpri
Sebelum saya mengetahui adanya kampanye GBPL, saya dan teman-teman saya juga sudah melakukan gerakan tersebut ketika kami mengunjungi salah satu pantai di Sawarna, Banten pada tahun 2015. Dengan modal kantong plastik yang kami punya, kami memunguti sampah plastik yang bertebaran di sisi pantai. 

Saat itu, di pantai tersebut memang kondisinya minim tempat sampah. Hal ini perlu mendapat perhatian pengelola wisata pantai dengan setidaknya menyiapkan tempat sampah yang tersebar di beberapa titik. Namun begitu, untuk pengunjungnya juga ketika tidak menemukan tempat sampah seharusnya tidak membuangnya sembarangan, bisa disimpan terlebih dahulu sampai menemukan tempat sampah atau jika tidak menemukan ya mau tidak mau sampahnya harus dibawa pulang kembali. 

Ini tidak hanya berlaku di pantai saja, tapi juga di seluruh tempat wisata termasuk untuk pendaki-pendaki gunung. Pernah saya temui ketika mendaki bukit Sikunir dan menunggu munculnya sunrise, biasanya wisatawan sudah menyiapkan selembar kertas untuk ditulis pesan dari atas bukit. 

Dan ketika sunrise sudah terlihat dan matahari sudah mulai menyinari bumi, terlihat juga sampah-sampah kertas yang ditinggalkan oleh pemiliknya termasuk botol-botol plastik bekas minuman. Ketika melihatnya, ini cukup membuat geram, mereka tidak bertanggung jawab terhadap sampah yang dibawanya. Setelah mendapat suguhan pemandangan alam yang indah, gambar yang diabadikan dalam foto mereka langsung pergi begitu saja.

Bawa pulang kembali sampah yang kalian bawa jika tidak menemukan tempat sampah - dokpri
Bawa pulang kembali sampah yang kalian bawa jika tidak menemukan tempat sampah - dokpri
"Leave nothing but footprints. Take nothing but pictures. Kill nothing but time." Sebuah kalimat indah yang penuh pesan dan makna ini harus selalu diterapkan dalam diri, terlebih saat ini gaya hidup traveling sedang sangat digandrungi oleh masyarakat Indonesia. Tidak hanya saat traveling, tapi juga saat di keramaian seperti saat mengantri nonton konser, festival, atau kegiatan serupa. 

Saya pernah menegur orang yang sedang mengantri masuk untuk nonton konser karena dia dengan santainya membuang bungkus permen sembarangan padahal tempat sampah ada di belakangnya persis. Hal yang kelihatannya sangat sepele tapi akan membentuk kebiasaan orang tersebut jika tidak diingatkan.


Plogging

Sudahkah Anda mendengar tentang plogging ? Saya sendiri belum terlalu lama mendengar istilah ini. Jadi plogging ini merupakan tren gaya hidup baru yang diperkenalkan awalnya di negara Swedia dan saat ini sudah ditiru oleh masyarakat di negara lain. Plogging sendiri merupakan gabungan dari jogging dan plocka upp (bahasa Swedia) yang artinya mengambil sampah, sehingga ide plogging ini yaitu kegiatan mengambil sampah sambil berlari (theguardian.com).

Kantong plastik hitam yang terisi dengan sampah plastik yang dibuang sembarangan - dokpri-
Kantong plastik hitam yang terisi dengan sampah plastik yang dibuang sembarangan - dokpri-
Aktivitas plogging ini punya manfaat ganda yaitu selain bagus untuk kesehatan tubuh yang kita dapat ketika berlari dan berjongkok untuk memungut sampah, manfaat lainnya adalah kita turut berkontribusi terhadap kebersihan lingkungan sekitar. Di Indonesia juga ada kegiatan serupa yang digerakkan oleh komunitas olahraga maupun komunitas gaya hidup sehat. 

Biasanya mereka melakukan olahraga sambil memungut sampah ketika berolahraga di area Car Free Day. Nah kalau saya melakukan plogging di area GOR biasa tempat saya berolahraga dan jalanan sekitar rumah saja.

Edukasi kepada adik-adik di SMP Negeri 133 Jakarta

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun