Mohon tunggu...
Indra Jaya
Indra Jaya Mohon Tunggu... lainnya -

Putra asli Minang Kabau, hidup di rantau untuk menimba ilmu dari sungai pencerahan di Yogyakarta.

Selanjutnya

Tutup

Politik

Konvensi Nasional Indonesia Berkemajuan Adalah Bukti Kerja Muhammadiyah Untuk Bangsa

13 Mei 2016   18:37 Diperbarui: 13 Mei 2016   18:44 122
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Presiden Republik Indonesia Ir. Joko Widodo dijadwalkan hadir pada pelaksanaan Konvensi Nasional Indonesia Berkemajuan (KNIB). Jokowi didaulat untuk memberikan sambutan sekaligus membuka acara KNIB, Senen (23/05) yang akan datang

.

Menurut Dr. Phil. Ahmad-Norma Permata, MA., memastikan kesiapan panitia pelaksana. "Secara umum persiapan pelaksanaan KNIB sudah  delapan puluh persen siap, dan jadwal Presiden Republik Indonesia yang sifatnya simbolik sudah dipastikan juga siap", kata Ketua Tim Perumus KNIB ini.

Norma dalam keterangannya juga mengatakan, diakhir pelaksanaan ditargetkan ada rumusan terkait hasil Konvensi, dan juga peluncuran Jaringan Indonesia Berkemajuan (JIB). " diakhir acara sudah ada rumusan terkait hasil konvensi, dan akan dibacakan oleh pak Dahlan rais. lalu yang kedua  kita akan launching jaringan Indonesia berkemajuan," katanya.

Jaringan Indonesia Berkamajuan menurut Norma berfungsi sebagai stasiun-stasiun yang akan menghidupkan dan menjaga agar  gagasan Indonesia berkemajuan ini tidak hanya hadir dalam kajian-kajian dan forum belaka, namun juga bisa direalisasikan dalam kehidupan nyata. " kelompok2 dan komunitas ini lah yang  kemudian nantinya menjaga  supaya semangat dari konvensi ini betul-betul terwujud," ujarnya.

Sosiolog UIN Sunan Kalijaga ini juga berharap konvensi ini menjadi even reguler, sehingga bisa menjadi forum bagi Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah untuk merespon isu-isu strategis. Dirinya pun menegaskan, Konvensi ini membuktikan bahwa Muhammadiyah mempunyai tradisi kerja, berfikir progressif, dan kerja nyata. "Kita tidak banyak bicara teori, tetapi kita bicara praksis," tegasnya.

Karena tidak banyak berbicara tentang teori, Norma melanjutkan, di saat Konvensi nanti tidak banyak mengupas konsep, tetapi mengeavaluasi apa yang telah kita kerjakan bersama-sama. Sehingga Konvensi ini hanya menghadirkan pejabat dan aktor publik yang dianggap berprestasi dan memiliki karya. "Kita menghadirkan pejabat publik yang dianggap berprestasi. Jadi bukan pejabat publik yang memepunyai konsep, tetapi pejabat publik yang sudah memiliki karya,"terangnya.


Menyangkut perbedaanya dengan acara International Summit of The Moderate Islamic Leader (ISOMIL) yang diselenggarakan oleh Pengurus Besar Nahdatul Ulama, Norma mengatakan Fokus KNIB adalah lebih berdimensi kepada kinerja, dan bukan hanya soal konsep belaka. Jika NU lebih banyak mengedepankan potret-potret sosial yang menjadi aktornya adalah masyarakat, Muhammadiyah kata Norma lebih memokuskan potret kerja yang aktornya adalah birokrasi.

Melalui Konvensi ini menurut Norma, Muhammadiyah mendorong ide dan gagasan, dimaksudkan dalam jangka panjang bisa mendobrak tradisi berfikir masyarakat, terutama tentang kekuasaan. " Bisa mendobrak kejumudan berfikir kita, bahwa apa yang disebut kekuasaan itu adalah jabatan. selama ini kita berbicara kepentingan politik Islam itu, kita bicara rebutan jabatan. Padahal berebut jabatan belum tentu punya agenda.  Jadi lebih baik kita siapkan agenda itu, dan kita dorong siapapun yang berkuasa. Muhammadiyah memastikan bahwa apa yang dilakukan orang setelah berkuasa itu baik," tandasnya.

 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun