Suatu hari, saya terkena tipu halus (prank) oleh teman-teman saya. Waktu itu saya sedang asyik-asyiknya menikmati kopi pagi ketika tiba-tiba seorang teman menelepon dengan suara panik.
"Bung, kamu tahu nggak? Artikel kamu yang terbaru itu ternyata penuh kesalahan! Editor marah besar!" katanya.
Jantung saya langsung berdegup kencang. Segera saya habiskan kopi dan tanpa sadar ampas juga ikut ditelan. Saya buru-buru membuka laptop dan mengecek ulang artikel itu. Namun, semakin saya membaca, semakin bingung. Tidak ada kesalahan apa pun! Lalu, terdengar tawa pecah dari balik telepon.
"Kena deh kamu!" serunya. Saya hanya bisa tertawa kesal. Rupanya, hari itu adalah tanggal 1 April, hari di mana orang-orang bebas melakukan lelucon tanpa rasa bersalah.
Tahukah Anda Asal Usul April Mop?
Setiap tahun pada tanggal 1 April, dunia merayakan hari yang penuh kenakalan -saya sering menyebutnya tipu-tipu halus- di mana lelucon dan berita bohong merajalela. Dari aksi media yang rumit hingga trik sederhana pada teman-teman, April Mop telah menjadi tradisi global. Tapi, bagaimana sebenarnya tradisi aneh ini dimulai? Bak "lelucon terbaik' jawabannya ternyata tidak begitu jelas.
Salah satu teori paling populer menelusuri April Mop hingga abad ke-16, saat Prancis mengadopsi kalender Gregorian. Sebelumnya, tahun baru dirayakan pada akhir Maret, dengan puncaknya pada tanggal 1 April. Ketika Paus Gregorius XIII menetapkan bahwa tahun baru harus dimulai pada tanggal 1 Januari, tidak semua orang segera mengetahuinya.
Berita menyebar lambat, dan ada juga yang menolak perubahan itu. Akibatnya, mereka yang masih merayakan tahun baru di bulan April menjadi bahan ejekan. Orang-orang mulai mengerjai mereka dengan memberikan tugas-tugas konyol atau menipu mereka dengan berita palsu. Dari sinilah muncul istilah "April Mop" (History.com).
Namun, beberapa sejarawan percaya bahwa tradisi ini sudah ada jauh sebelum itu. Di Roma kuno, ada festival bernama Hilaria yang dirayakan pada akhir Maret. Festival ini penuh dengan pesta pora dan penyamaran. Para peserta sering menipu satu sama lain dan menikmati berbagai pertunjukan, mirip dengan perayaan April Mop saat ini (Britannica).
Di Prancis, ada tradisi Poisson d'Avril atau "Ikan April," di mana orang-orang diam-diam menempelkan ikan kertas di punggung teman mereka. Lelucon ini masih bertahan hingga sekarang dan menjadi bagian dari budaya mereka (National Geographic).
Bahkan dalam dunia sastra, ada yang mengaitkan April Mop dengan Geoffrey Chaucer. Dalam karyanya The Canterbury Tales (1392), ada cerita tentang penipuan yang terjadi pada "32 Maret"---sebuah tanggal fiktif yang dianggap sebagai petunjuk awal adanya tradisi lelucon ini (The Guardian).
Selalu Waspada!