Mohon tunggu...
Sihol Hasugian
Sihol Hasugian Mohon Tunggu... Lainnya - Pembelajar Administrasi Publik; Sport Enthusiast.

Barcelonista Menulis adalah sarana berbagi

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Awkarin Beli Hotel di Umur 23, Ingat Starting Point Orang Berbeda

26 Maret 2021   22:07 Diperbarui: 26 Maret 2021   22:09 622
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tangkapan Layar Postingan Awkarin di Instagram pribadinya.

Jangan mau didikte sama orang, umur sekian harus bisa punya uang sekian. Karena starting point orang itu beda-beda. Patokannya jangan orang lain, Tapi DIRI KITA SENDIRI. Dan in general jalan hidup orang itu beda-beda kok

 Hari ini linimasa Twitter penuh riuh dengan angka dua puluh tiga. Itu karena postingan Awkarin di media sosialnya. Awkarin atau Karin Novilda menjadi perhatian netizen karena prestasinya yang berhasil membeli sebuah hotel di usia yang baru 23.

"Bingung mau terharu atau ngakak, thanks buat supportnya guys! ALHAMDULILLAH kebeli hotel", begitu Awkarin menulisnya.

Tak pelak, postingan itupun menjadi trending topic di Twitter. Tulisan umur 23 seketika bertengger di Twitter. Nama Awkarin juga demikian. Kolom-kolom twitter pun tumpah ruah dengan dua tulisan itu.

Ada yang berkomentar dengan nada positif. Ada pula yang menanggapi sebaliknya. Komentar yang bernada serius pun banyak. Tidak sedikit juga yang menjadikannya sebagai bahan humor belaka para pengguna sosial media. Misalnya begini,

"Awkarin beli hotel, sementara aku masih meletakkan barang randum di keranjang Shoppe yang mungkin belum tentu aku beli", tulis @cinnxmonmxhi

Berbeda dengan @bayu_joo yang menuliskan sedikit pengalamannya sebagai mahasiswa.

umur 23 awkarin beli hoyel, gue pas umur 23 jangankan beli hotel, nginep di hotel aja pas study tour doang.

Komentar @bayu_joo ini pun rasanya mewakili diri saya, yang bahkan baru sekali saja merasakan hal yang Ia alami. Tentu karena jadi perwakilan organisasi menghadiri pertemuan nasional. Selain itu mungkin tak ada lagi, paling-paling hanya berkunjung ke teman, yang memang kosannya di hotel atau sejenisnya. 

Awkarin tentu saja punya alasan mengapa Ia memostingnya. Entah itu mau menunjukkan pencapaiannya saja, atau hanya sekadar berterima kasih kepada teman-temannya. Apapun alasannya, itu adalah haknya. Tak perlu menghujatnya.

Pisau Bermata Dua 

Dibalik postingan Awkarin itu, terselip pesan penting yang dapat dipetik. Di satu sisi, bisa negatif, dan jadi pemantik stress. Namun, di lain sisi, itu jadi bernilai baik. Bagi yang membandingkannya dengan diri sendiri tentu hal itu akan jadi masalah. Seperti merasa rendah diri karena belum jadi apa-apa di usia itu.

Akhirnya menghadirkan penyakit baru yang telah menggerogoti manusia sekarang.  Ya, tak lain adalah Overthinking. Bisa-bisa postingan Awkarin itu jadi materi pergumulan diskusi pribadi sebelum melewati malam hari. Membandingkan diri sendiri pun mulai. Tapi, mudah-mudahan hal itu tak terjadi.

Namun, bagi mereka yang tidak menangapinya sebagai pemicu semangat hidup tentu akan jadi hal positif. Dengan menganggap prestasi Awkarin itu bukan sebagai patokan hidup pastinya menjadi poin tersendiri. Karena setiap orang memang sudah punya jalannya masing-masing.

Beda Garis Start

Memang, sekarang kesuksesan hidup seseorang itu telah terkonstruksi kedalam beberapa anggapan. Misalnya, pencapaian Awkarin. Atau dalam usia tertentu, kita anggap saja usia 30, mesti punya rumah atau punya tabungan Rp.100 juta. Yang paling sering muncul adalah, setelah lulus kuliah mestinya tidak lagi bergantung pada orang tua.

Dan anggapan seringkali jadi pergumulan anak muda sekarang, termasuk saya. Yang baru lulus, seorang fresh graduate, yang sering terjatuh karena belum ada yang pasti. Tidak hanya saya, teman-teman di luar sana jua pasti pernah dan sedang mengalaminya.

Dalam beberapa komentar ada yang menyebut kalau kesuksesan Awkarin di usianya yang sekarang tak terlepas titik awal karirnya. Hal demikian tentu berpengaruh pada starting point karirnya.

Dan saya pun senada dengan itu, bahwa setiap orang memiliki tujuan tersendiri. Kisah awal hidup yang berbeda. Ada yang mesti meminjam untuk memulai sekolah. Banyak pula yang berkisah lain, tak pernah sekolah tapi sukses di usia muda.

Pada akhirnya, menutup kisah Awkarin hari ini, saya meminjam pernyataan seseorang yang menurut saya perlu ditanamkan diri

"Jangan mau didikte sama orang, umur sekian harus bisa punya uang sekian. Karena starting point orang itu beda-beda. Patokannya jangan orang lain, Tapi DIRI KITA SENDIRI. Dan in general jalan hidup orang itu beda-beda kok"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun