Mohon tunggu...
Sigit R
Sigit R Mohon Tunggu... Freelancer - masjid lurus, belok kiri gang kedua

Pedagang tanaman hias, menulis di waktu senggang, prefer dari teh daripada kopi, tinggal di Batam

Selanjutnya

Tutup

Sosok

Akhlak Insani untuk Cegah Korupsi

8 Desember 2020   15:35 Diperbarui: 8 Desember 2020   16:04 94
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Korupsi dan mencuri adalah saudara kembar. Banyak hal yang dijadikan alasan mengapa orang melakukannya. Perut, gaya hidup, dan lain sebagainya bisa bikin orang terjerumus ke jurang korupsi ataupun pencurian.

Korupsi adalah kejahatan luar biasa. Dampaknya sangat besar. Misalnya, korupsi dana pembangunan jalan. Karena ada korupsi anggaran, sangat mungkin spesifikasi jalan tersebut jadi lebih buruk. Dampaknya tentu jalan jadi cepat rusak.

Tidak berhenti sampai di situ. Ketika jalan cepat rusak, maka yang sangat mungkin menghambat perjalanan orang yang melintasinya. Bisa juga, kerusakan jalan itu jadi penyebab celakanya pengendara, luka bahkan kehilangan nyawa.

Berbagai aturan, lengkap dengan ancamannya telah dibuat untuk mencegah budaya korupsi. Indonesia juga punya lembaga antirasuah, Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Tidak sedikit orang-orang besar di negeri ini yang dijeblokan KPK ke balik jeruji besi.

Namun tetap saja, korupsi masih tetap ada. Bahkan yang terbaru dan bikin heboh negeri adalah dua menteri yang harus berurusan dengan KPK. Menyedihkan sekali tentunya.

Salah satu cara paling ampuh untuk mencegah korupsi adalah pembentukan mental dan akhlak sejak dini. Mereka yang punya akhlak dan mental antikorupsi, tak akan pernah tergoda. Orang-orang seperti itu lebih baik berhutang agar bisa makan dibanding harus mencuri meskipun kesempatan terbuka lebar.

Indonesia punya banyak kisah orang-orang yang bisa menjaga dirinya dari perilaku korupsi meskipun punya kesempatan dan sudah di depan mata. Salah satunya adalah Jenderal Hoegeng. Kisah tentang bagaimana beliau menjaga dirinya dari pusaran korupsi, bertebaran di mana-mana.

Mumpung besok adalah hari pencoblosan pilkada, alangkah baiknya mempertimbangkan calon mana yang akan dipilih untuk memimpin wilayah ke depannya. Pemimpin adalah lokomotif sementara masyarakat adalah gerbong dan penumpangnya. Jika lokomotif berjalan di rel, kemungkinan besar gerbong dan penumpang akan mengikutinya.

Salah satu calon pemimpin yang bisa diapreasiasi karena programnya adalah pasangan Isdianto-Suryani (INSANI) pada pilkada Kepri. Dengan visi mewujudkan Kepri yang maju, gemilang, religius, dan unggul di bidang maritim, INSANI menyusun program untuk mencegah korupsi sejak di hulu.

Pada misi INSANI di bidang pemerintahan, pasangan tersebut akan mewujudkan tata kelola pemerintahan, yang bebas korupsi dan gratifikasi. Caranya, mengedepankan tranparansi dan akuntabilitas serta membentuk karakter ASN yang berkualitas, memiliki etos kerja yang tinggi, disiplin dan mampu melayani dengan ramah dan cepat.

Kunci misi tersebut ada pada transparansi dan akuntabilitas. Transparansi sangat ampuh dalam mencegah orang-orang yang punya niat menyeleweng. Ditambah lagi, dengan kecerdasan dan kekritisan masyarakat pada suatu kebijakan pembangunan serta eksekusinya. Tentu hal itu akan membuat orang yang niat menyeleweng akan berpikir ribuan kali.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosok Selengkapnya
Lihat Sosok Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun