"Saya dengar bapak-ibu sudah mengajukan rapat dengar pendapat di DPRD, nanti kita gunakan momentum finalnya disitu." kata wawako menutup diskusi itu.
Saga penggusuran pedagang Pasar Induk Jodoh Batam terkesan berlarut-larut. Dilaporkan batam.tribunnews.com, beberapa kali ratusan pedagang harus kecewa lantaran tidak ditemui oleh Wali dan Wakil Wali Kota Batam saat mendatangi kantor pemko.
Pedagang menyoal proses penggusuran yang menurut mereka tidak didahului dengan dialog. Mereka mengaku langsung mendapatkan surat peringatan sebanyak tiga kali, tanpa diberikan ruang untuk dengar pendapat.
Penggusuran dirasa makin memberatkan oleh para pedagang. Mereka mengaku saat ini harus membayar sejumlah uang kepada pihak yang mereka sebut sebagai swasta untuk berjualan. Korban penggusuran itu juga menuntut diberikan lapak di lahan pembangunan tahap II.
Selain melawan penggusuran, pedagang juga pesimistis mendapatkan lagi lokasi berjualan setelah bangunan selesai. Pasalnya, pemerintah berencana menampung sekitar 1800 an pedagang di bangunan baru. Mereka juga mengaku keberatan dengan besaran uang sewa yang mencapai Rp1 juta perbulan.
Pasar jodoh, kenapa tak kunjung berjodoh?.