Mohon tunggu...
Sigit Priatmoko
Sigit Priatmoko Mohon Tunggu... Dosen - Dosen, Peneliti, Penulis Buku, Pegiat Literasi

Selain sebagai dosen, saya juga sehari-hari sebagai Editor in Chief Madrasah: Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Dasar. Saya juga aktif dalam komunitas literasi bernama Kita Belajar Menulis (KBM) yang basisnya di Kabupaten Bojonegoro.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Pendidikan Karakter melalui Sirah Nabi

16 Oktober 2022   21:32 Diperbarui: 16 Oktober 2022   21:41 143
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bulan ini merupakan bulan yang istimewa, sebab di bulan mulia inilah manusia paling agung sepanjang sejarah dilahirkan, beliau adalah Baginda Nabi Muhammad Saw. Hari kelahiran beliau selalu disambut dengan suka cita oleh umat Islam di segenap penjuru dunia. Lantunan shalawat dalam berbagai tradisi terus berkumandang di bulan ini. Hal tersebut jelas membuktikan betapa Nabi Muhammad Saw. begitu dicintai oleh umatnya, meski beliau telah berpulang 1444 tahun yang lalu.

Mungkin kita bertanya-tanya, apa sesungguhnya yang membuat Nabi Muhammad Saw. begitu dicintai umatnya? Mengapa kisah hidup beliau dipelajari, dianalisis, bahkan pembacaannya dijadikan sebagai tradisi mulia? salah satu jawabannya adalah karena akhlak beliau yang begitu agung. 

Allah menegaskan keagungan akhlak Nabi misalnya dalam surah Al-Ahzab ayat 21:

Artinya: Sungguh, telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari Kiamat dan yang banyak mengingat Allah.

Maka, bulan maulid ini patut menjadi momentum puncak bagi kita untuk melakukan refleksi sudah sejauh mana kita mampu meneladani beliau. Sudah sejauh mana kita membaca, menganalisis, dan memetik hikmah dari sirah beliau?

Nabi Muhammad Saw. dalam catatan sirahnya merupakan paket lengkap teladan bagi umatnya. Seperti dinyatakan oleh Dr. Said Ramadhan Al-Buthy dalam bukunya Fiqh as-Sirah an-Nabawiyyah Ma'a Mujaz Litarikh al-Khilafah al-Rasyidah, bahwa sirah Nabi menunjukkan potret beliau dari berbagai sisi, baik sebagai individu maupun sebagai bagian dari masyarakat.

Nabi menjadi teladan sebagai pemuda yang berperilaku lurus dan terpercaya dalam mengemban amanah. Sebagai juru dakwah, Nabi memberikan teladan bagaimana mengajak orang pada kebaikan dengan cara yang bijak. Sebagai pemimpin negara, beliau mencontohkan bagaimana menjadi pemimpin yang cerdas dan bijaksana. Sebagai kepala keluarga, beliau mencontohkan bagaimana berlaku adil terhadap semua anggota keluarganya. Sebagai panglima perang dan politisi, beliau mencontohkan keberanian, kejujuran, dan kecerdikan.

Paket lengkap teladan yang telah disajikan ulama dan para sarjana atau cendekiawan dalam buku-buku tentang sirah Nabi selayaknya kita jadikan sebagai sarana dalam pendidikan karakter. Di tengah gempuran gelombang digitalisasi di era informasi ini, kehadiran role model atau suri tauladan kebaikan sangat diperlukan untuk membendung pengaruh negatif internet.

Seperti yang kita ketahui, selain membawa dampak positif bagi kemajuan kehidupan manusia, era digitalisasi juga membawa dampak yang destruktif. Meluruhnya akhlak merupakan salah satu dari dampak destruktif tersebut. Sebab itu, penguatan pendidikan karakter, utamanya yang berbasis nilai-nilai profetik perlu untuk kita kuatkan. Mari kita budayakan kembali membaca sirah Nabi. Biasakan anak-anak kita, adik-adik kita untuk membacanya. Baik melalui buku atau pembacaan maulid-maulid di masjid dan mushola. Jangan sampai nantinya kita meninggalkan generasi yang semakin jauh dari jalan menuju Tuhannya. Wallahu a'lam bishawab.

Sekian, semoga bermanfaat.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun