Dalam Islam, menyikat gigi saat berpuasa diperbolehkan selama tidak ada sesuatu yang masuk ke tenggorokan, seperti air atau pasta gigi, yang dapat membatalkan puasa. Namun, banyak umat Muslim yang memilih untuk tidak menyikat gigi setelah waktu subuh karena adanya kekhawatiran terhadap hal tersebut. Menariknya, tidak menyikat gigi selama puasa ternyata memiliki manfaat tersendiri, baik dari segi spiritual maupun kesehatan, yang bahkan dapat dijelaskan dengan pembuktian medis modern.
Manfaat Spiritual
Secara spiritual, tidak menyikat gigi selama puasa dianggap memiliki nilai tersendiri. Dalam hadis, Rasulullah bersabda:
"Bau mulut orang yang berpuasa lebih harum di sisi Allah daripada aroma kasturi." (HR. Bukhari dan Muslim)
Hadis ini menunjukkan bahwa meskipun bau mulut akibat puasa mungkin terasa tidak sedap bagi manusia, di sisi Allah, hal tersebut merupakan tanda ibadah dan ketaatan yang memiliki keutamaan besar. Dengan tidak menyikat gigi secara berlebihan, seseorang lebih sadar akan kondisi tubuhnya selama berpuasa dan dapat lebih fokus dalam menjalankan ibadah.
Manfaat dari Perspektif Medis Modern
Secara medis, tidak menyikat gigi selama puasa dapat memberikan manfaat dalam menjaga keseimbangan alami mikroorganisme di dalam mulut. Dalam kondisi normal, mulut mengandung jutaan bakteri baik dan jahat yang hidup berdampingan. Penyikatan gigi dengan pasta gigi antibakteri yang terlalu sering dapat mengganggu keseimbangan ini, yang justru dapat memicu gangguan kesehatan mulut.
Mekanisme Detoksifikasi Alami
Saat seseorang berpuasa, tubuh memasuki fase detoksifikasi alami, di mana sistem pencernaan beristirahat dan tubuh mulai membuang racun. Proses ini juga terjadi di dalam rongga mulut. Produksi air liur yang berkurang selama puasa membantu mengurangi pertumbuhan bakteri tertentu yang bergantung pada asupan makanan. Jika seseorang tidak terlalu sering menyikat gigi dengan bahan kimia kuat, flora normal dalam mulut tetap stabil, sehingga dapat membantu melindungi kesehatan gigi dan gusi secara alami.Perlindungan dari Kerusakan Enamel
Pasta gigi modern sering kali mengandung bahan abrasif yang, jika digunakan terlalu sering atau dalam kondisi mulut kering (seperti saat puasa), dapat menyebabkan erosi enamel gigi. Dalam keadaan puasa, produksi air liur yang lebih sedikit membuat gigi lebih rentan terhadap abrasi. Oleh karena itu, tidak menyikat gigi secara berlebihan selama puasa dapat melindungi enamel gigi dari keausan yang tidak perlu.Adaptasi Bakteri di Mulut
Penelitian dalam bidang mikrobiologi mulut menunjukkan bahwa bakteri baik dalam mulut membantu melawan bakteri penyebab bau mulut dan penyakit gusi. Jika keseimbangan bakteri ini terganggu karena pemakaian bahan kimia dalam pasta gigi, pertumbuhan bakteri patogen tertentu bisa meningkat, yang berpotensi menyebabkan masalah kesehatan seperti radang gusi dan infeksi mulut.
Alternatif yang Dianjurkan: Siwak
Dalam Islam, penggunaan siwak dianjurkan sebagai alternatif untuk membersihkan gigi saat puasa. Siwak mengandung senyawa alami seperti silika dan antiseptik yang dapat membantu membersihkan gigi tanpa mengganggu keseimbangan mikroorganisme dalam mulut. Bahkan, penelitian modern menunjukkan bahwa siwak memiliki sifat antibakteri yang lebih efektif dibandingkan pasta gigi dalam mengurangi plak dan melawan bakteri penyebab penyakit gigi dan gusi.
Kesimpulan
Meskipun menyikat gigi tetap penting untuk menjaga kebersihan mulut, tidak menyikat gigi selama puasa memiliki manfaat tertentu, terutama dalam hal menjaga keseimbangan alami bakteri di mulut dan mencegah abrasi gigi. Secara medis, tubuh memiliki mekanisme detoksifikasi alami yang membantu membersihkan racun, termasuk di dalam rongga mulut, selama seseorang tidak makan dan minum. Oleh karena itu, penggunaan siwak atau sekadar berkumur dengan air tanpa menelannya dapat menjadi solusi yang tepat untuk menjaga kebersihan mulut tanpa mengganggu manfaat alami puasa.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI