Transportasi plus digital mendapat sambutan hangat dari masyarakat, sebab membuka kesempatan kerja baru dan mempermudah mendapatkan akses transportasi. Perkembangan inovasi tehnologi digital membuka ruang - ruang peluang, tapi juga mengambil mengambil ruang - ruang lama. Seperti halnya kehadiran transportasi berbasis sepeda motor kini menjadi favorit masyarakat perkotaan.Â
Pada sisi lain juga  memperkecil ruang kesempatan pemain - pemain transportasi tradisional yang minus digital. Seperti angkot, ojek pangkalan, bus kota yang tidak terintegrasi dengan jaringan transportasi.Â
Apakah ini hanya fenomena sesaat ? Kehadiran "transportasi plus digital" bukan fenomena jaman, tapi sebuah "tren" masa depan. Bagian dari "disruptive" inovasi yang akan melanda semua sektor kehidupan. Siap tak siap kita akan menerima sebagai keniscayaan.
Bila sebagian orang masih menganggap sebagai tren sesaat sangat wajar. Fenomena ini terjadi juga seperti ketika Eropa masuk ke Revolusi Industri, ada orang yang cepat menyesuaikan dan ada pula yang tertinggal. Tergantung diri kita masing - masing menyikapinya.
Faktanya semua negara di dunia kini mengalami kegairahan digital di semua sektor. Berimbas pada gaya hidup, perilaku ekonomi, Â pasar, Â mobilitas, Â mengalami perubahan karena pengaruh tehnologi digital. Di Indonesia fenomena juga sama, perubahan dan kegairahan di bisnis sektor transportasi sedang tinggi. Terlihat dari kehadiran perusahaan jasa transportasi berbasis digital.
Salah satu perusahaan transportasi berbasis aplikasi digital, Â Grab kini tak lagi bisa dianggap nomer dua. Sudah menjadi favorit pengguna aplikasi berbasis transportasi. Penetrasi aplikasinya sudah menggurita ke berbagai kota - kota di semua propinsi dalam waktu singkat. Tercatat sudah ada 104 kota di Indonesia yang sudah dilayani oleh perusahaan ini.Â
Grab, Â meski bukan pemain pertama di Indonesia, faktanya hari ini akan menjadi pemain utama. Sebuah pencapaian luar biasa untuk perusahaan rintisan yang belum berumur 10 tahun. Konon valuasi (nilai) perusahaan Grab sudah mencapai 20 Trilyunan Rupiah.Â
Wow.. hanya itu yang bisa terucap, betapa tidak, valuasi ini mengalahkan perusahaan transportasi tradisional seperti Garuda Indonesia dan Bluebird yang tak lebih 15 Trilyun Rupiah. Padahal perusahaan transportasi tradisional ini sudah memulai bisnisnya puluhan tahun lalu. Bandingkan dengan perusahaan rintisan yang baru berumur tak lebih 10 tahun.Â
Dalam acara Grab Untuk Mitra di International Convention Exhibition (ICE) Hall 9 - 10 saya terpana dengan Mitra Grab yang menyemut di ruang berkapasitas 20 ribu orang itu. Sedemikian banyak driver  online motor dan mobil Mitra Grab ini bila dikumpulkan dalam satu ruangan.
Dalam event tersebut managemen Grab mengucapkan terima kasih kepada Mitra atas dukungan mereka. Grab juga mengumumkan inovasi fitur terbaru bernama "Tujuan Saya". Fitur ini bermanfaat bagi Mitra Grab setelah mengantar pelanggan dan ingin kembali ke alamat awal. Dengan mengaktifkan fitur ini, Mitra dibantu order selama perjalanan pulang. Mobil atau motor dari Mitra tidak kosong, Grab akan mencarikan prospek dengan tujuan searah dengan Mitra.