Pernahkah kompasianer bermimpi dalam tidur? Tentunya kita sepakati bersama jika setiap diri kita pasti pernah mengalami mimpi dalam tidur. Baik mimpi baik maupun mimpi buruk.
Lalu bagaimana jika kita bermimpi bertemu dengan Nabi? Seperti apa mimpi tersebut?
Jika saya yang bermimpi, sungguh saya bahagia luar biasa. Siapa umat Islam yang tak rindu untuk melihat dan bertemu sang kekasih Allah yang paling mulia, Nabi Muhammad SAW? Padahal beliau sendiri menyatakan kerinduannya yang mendalam kepada setiap muslim yang belum pernah melihatnya.
Baiklah kita bahas dulu soal apa itu mimpi. Menurut Wikipedia, Mimpi adalah pengalaman bawah sadar yang melibatkan penglihatan, pendengaran, pikiran, perasaan, atau indra lainnya dalam tidur, terutama saat tidur yang disertai gerakan mata yang cepat (rapid eye movement/REM sleep).
Kejadian dalam mimpi biasanya mustahil terjadi dalam dunia nyata, dan di luar kuasa pemimpi. Pengecualiannya adalah dalam mimpi yang disebut lucid dreaming. Dalam mimpi demikian, pemimpi menyadari bahwa dia sedang bermimpi saat mimpi tersebut masih berlangsung, dan kadang-kadang mampu mengubah lingkungan dalam mimpinya serta mengendalikan beberapa aspek dalam mimpi tersebut.
Bermimpi bertemu Rasulullah adalah anugerah yang tak terhingga bagi seorang muslim. Tapi bagaimana caranya? Benarkah sosok yang kita impikan adalah Rasulullah? Bagaimana kita mengetahuinya? Llau, mengapa kita bisa bermimpi bertemu dengannya padahal kita tak pernah bertemu sebelumnya?
Setelah beberapa kali mencari tahu jawaban dari pertanyaan diatas, akhirnya saya menemukan buku memberikan solusi. Buku 100 Kisah Nyata Melihat Nabi yang ditulis oleh Abdul Aziz Ahmad Abdul Aziz terbitan Turos Pustaka. Buku ini berisi dari sumber Hadis, Riwayat para sahabat. Juga dilengkapi dengan ciri-ciri Nabi, Sebab, Hikmah dan rahasia mimpi.
Didalam buku ini terdapat hadis, Rasulullah saw bersabda:
“Barang siapa melihatku dalam mimpi, ia benar-benar telah melihatku. Sebab setan tidak bisa menyerupai wujudku” ( H.R Bukhari)
Berkaitan dengan masalah ini, para ulama menjelaskan bagaimana orang yang bermimpi bisa mengetahui bahwa sosok yang ia lihat dalam mimpinya itu benar-benar Nabi Muhammad saw atau bukan melalui tiga cara:
1. Sosok yang ia lihat dalam tidur itu berkata kepadanya, misalnya, “Aku adalah Rasulullah; atau Aku Muhammad bin Abdullah atau Aku adalah Nabimu atau ungkapan-ungkapan lain yang mengandung pengertian sama”