Mohon tunggu...
Sigit Eka Pribadi
Sigit Eka Pribadi Mohon Tunggu... Administrasi - #Juara Best In Specific Interest Kompasiana Award 2023#Nominee Best In Specific Interest Kompasiana Award 2022#Kompasianer Terpopuler 2020#

#Juara Best In Specific Interest Kompasiana Award 2023#Nominee Best In Specific Interest Kompasiana Award 2022#Kompasianer Terpopuler 2020#Menulis sesuai suara hati#Kebebasan berpendapat dijamin Konstitusi#

Selanjutnya

Tutup

Worklife Artikel Utama

5 Budaya Kantor yang Green Flag dan Bikin Betah Karyawan

21 Februari 2024   08:06 Diperbarui: 21 Februari 2024   14:58 520
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi gambar budaya kantor yang green flag | Dokumen foto via Freepik.com

Bagaimana sih budaya kantor yang membuat karyawan itu nyaman dan betah dalam bekerja di kantor? Bagaimana agar budaya kantor tidak berubah menjadi iklim yang tidak kondusif atau malah jadi toxic?

Ya, budaya kantor yang sehat dan kondusif tentunya akan bikin karyawan nyaman, loyal, dan produktif termasuk berdampak baik bagi kesehatan mental.

Sebaliknya, budaya kantor yang toxic dan jelek, akan sangat mudah membuat karyawan tidak loyal dan tidak produktif bekerja, bahkan semakin enggak betah dan ingin segera resign karena kesehatan mentalnya kena dampak yang buruk.

Sehingga suatu kantor semestinya memiliki budaya kerja yang green flag agar karyawan dapat bekerja dengan nyaman, penuh loyalitas, dan berdedikasi dalam bekerja.

Nah, melalui artikel ini, penulis ingin berbagi referensi terkait apa sajakah budaya kantor yang green flag, berikut selengkapnya:


1. Pola komunikasi yang terbuka dan enggak ada membicarakan kekurangan orang lain di belakang

Karyawan itu pasti akan merasa nyaman untuk sharing ide, solusi, dan bahkan enggak akan sungkan mengatakan setuju dalam suatu komunikasi bila pihak manajemen termasuk atasan mau membuka diri secara fleksibel.

Sebab, ada tipikal kantor yang atasan dan pihak manajemennya kaku dan kolot banget dalam menerima sharing ide, solusi ataupun feedback dari karyawan.

Bahkan yang kerap terjadi adalah adanya omongan enggak enak dan nyaman serta enggak edukatif di belakang . Padahal sejatinya bisa dikomunikasikan secara terbuka dan fleksibel.

Oleh karenanya membina budaya pola komunikasi yang fleksibel dan saling adaptif untuk bisa saling respek dan responsif untuk saling sharing feedback agar dapatnya lebih dikedepankan.

Ilustrasi gambar budaya kantor yang green flag | Dokumen foto via Freepik.com
Ilustrasi gambar budaya kantor yang green flag | Dokumen foto via Freepik.com

2. Membangun ruang kolaboratif yang saling menguatkan, bukan saling menjatuhkan

Adanya iklim yang saling kompetitif di kantor itu adalah wajar dan lumrah, tapi janganlah juga malah saling menjatuhkan, baik itu antara atasan dengan bawahan, antara bawahan dengan atasan, antarsesama, maupun dengan pihak manajemen.

Sebaiknya mengutamakan iklim kolaboratif yang bijak untuk saling menguatkan bukannya saling menjatuhkan yang malah membuat rapuh keutuhan bersama.

3. Membangun semangat saling mengakui dan mengapresiasi kontribusi

Inilah yang perlu diterapkan oleh pihak manajemen maupun atasan, yaitu memberi apresiasi dan pengakuan atas kontribusi karyawan dalam bekerja. Dengan memberi apresiasi dan pengakuan atas kontribusi karyawan dalam bekerja akan semakin meningkatkan motivasi dan merasa dihargai.

Jadi, agar kantor dapat membudayakan para karyawan dengan baik bisa dengan cara memberi apresiasi dan pengakuan atas kontribusi karyawan, lebih bagus lagi kalau ada reward.

4. Membuka ruang peluang pengembangan diri bagi karyawan seluas-luasnya

Terbatasnya ruang pengembangan diri karyawan kerap membuat karyawan itu menurun semangat dan kinerjanya, sehingga membuat jenuh dan ingin cepat-cepat resign untuk cari tempat baru. Tempat yang bisa memberikan ruang untuk mengembangkan dirinya.

Di sisi lain, jika kantor membudayakan pengembangan diri karyawan seluas-luasnya akan semakin menguntungkan bagi perusahaan itu sendiri. Sebab, karyawan akan semakin andal, bermutu, dan berkualitas.

5. Membasmi budaya saling menyalahkan dan pelampiasan kesalahan

Ini juga kerap terjadi, saling menyalahkan dan adanya pelampiasan atas kesalahan. Usai kena damprat atas kesalahan, misalnya, eh malah saling menyalahkan yang lainnya hingga saling lempar tanggung jawab.

Leader misalnya, habis kena marah atasannya eh dilampiaskannya lagi kepada anggota team work, yang lebih banyak disalahkan anggota team work. 

Padahal tanggung jawab leader dalam team work itu ya pasang badan bila ada kesalahan dalam team work, harus siap sedia karena kesalahan team work pasti juga ada kesalahan leader karena tidak melakukan kontrol pekerjaan dengan baik.

Oleh karenanya, budaya saling menyalahkan, saling melampiaskan kesalahan, termasuk saling lempar tanggung jawab ini wajib dibasmi. Lebih baik membangun budaya saling bertanggung jawab dalam kontribusi masing-masing.

Nah, inilah kiranya beberapa budaya green flag yang bisa penulis referensikan. Bila masih ada yang masih perlu ditambahkan, kami persilahkan.

Demikian artikel ini, semoga dapat bermanfaat.

Sigit Eka Pribadi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun