Mohon tunggu...
Sigit Eka Pribadi
Sigit Eka Pribadi Mohon Tunggu... Administrasi - #Juara Best In Specific Interest Kompasiana Award 2023#Nominee Best In Specific Interest Kompasiana Award 2022#Kompasianer Terpopuler 2020#

#Juara Best In Specific Interest Kompasiana Award 2023#Nominee Best In Specific Interest Kompasiana Award 2022#Kompasianer Terpopuler 2020#Menulis sesuai suara hati#Kebebasan berpendapat dijamin Konstitusi#

Selanjutnya

Tutup

Worklife Artikel Utama

Hidup Bukan Soal Kerja dan Lelah, Kikis Overwork Untuk Kualitas Worklife Balance

7 November 2023   09:58 Diperbarui: 7 November 2023   12:51 778
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Iluatrasi gambar kelelahan saat bekerja | Dokumen Foto Via Freepik.com

Ya, "kebiasaan", inilah sejatinya yang jadi awal mula penyebab kenapa pada akhirnya Anda malah terjebak tenggelam dalam overwork yang terkadang jatuhnya jadi sangat berlebihan banget.

Padahal sejatinya, menyeimbangkan antara dunia pekerjaan dan kehidupan lainnya seperti kehidupan dengan keluarga misalnya, refreshing keluarga misalnya, healing untuk refreshing pikiran misalnya, itu adalah hal penting bagi kesehatan mental dan keseimbangan kualitas hidup (worklife balance) yang mestinya harus diterapkan.

Pastinya juga, bila overwork ini terus-terusan ditolerir dan Anda menganggapnya sebagai situasi yang wajar alias Anda normalisasi dengan membiasakan bekerja di luar kekuatan atau kapasitas waktu kerja Anda, maka waktu dan hidup Anda hanya akan habis di kantor.

Tanpa Anda sadari, kualitas hidup dalam hari-hari Anda hanya akan Anda habiskan untuk kerja, kerja, dan kerja. Setelahnya lelah, lelah, dan lelah.

Sering pulang kerja malam dan sering lemburan sampai rumah langsung blek tidur karena sudah lelah. kalau hampir tiap hari begini pasti akan berdampak yang tidak bagus.

Bahkan, dapat berdampak pada kesehatan mental dan fisik karena secara simultan overwork itu banyak menghabiskan energi dan pikiran, termasuk juga sebenarnya dapat menyebabkan tekanan-tekanan fisik, tekanan batin, dan tekanan mental.

Oleh karenanya penting juga bagi Anda yang menduduki posisi unsur atasan di kantor, maka kami menyarankan, agar dapatnya overwork ini jangan dibudayakan, agar dapatnya overwork ini jangan dinormalisasikan bahkan diterapkan paksa jadi kulture kantor atau malah jadi kebiasaan yang dibiasakan kepada para bawahan.

Para unsur atasan seyogianya dapat bertindak bijak, untuk tetap mempertimbangkan bagaimana kesehatan fisik maupun kesehatan mental para bawahan (karyawan).

Begitu juga sebaliknya, bila para bawahan atau karyawan sendiri yang bertindak menerapkan overwork ini, maka harus instrospeksi diri dan mawas diri, karena patut dicamkan, bahwa robot saja butuh cool down dan retreat, apalagi Anda.

Kalau Anda beralasan hari-hari banyak kerjaan dan mesti harus dilembur terus, maka hari-hari Anda akan begitu terus, namanya juga kerjaan, ya enggak akan ada habisnya, lagipula kalau Anda keseringan lembur, tentu ada yang enggak beres juga berkaitan dengan bagaimana mengelola dan memanajemen pekerjaan Anda.

Oh iya, ngomongin juga soal lembur ini, maka ada baiknya juga Anda evalusi lagi soal perlemburan ini, kalau memang enggak penting-penting banget atau dalam situasi yang urgent banget, ya ngapain juga harus lembur. Enakan pulang teng go, sehingga ada waktu buat keluarga dan sanak famili.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun