Lantas, dengan realita sering terjadinya gejolak konflik antara mindset positif dan mindset negatif soal mindset dunia kerja ini, bagaimanakah sebaiknya mengelola mindset kerja ini agar enggak sering kena sindrom sawang sinawang?
Nah, berkaitan dengan itu ada beberapa hal yang bisa penulis sarankan terkait bagaimanakah mengelola mindset kerja tersebut yang di antaranya adalah;
Pertama, ketika suatu saat lingkungan kerja berubah toxic, atasan berubah menjadi toxic, rekan kerja ikutan toxic, maka jangan dulu langsung kena mental dan baperan.
Kalau mindset langsung bereaksi secara negatif alias langsung baper dan kena mental, ya sudahlah pasti sindrom sawang sinawang lah yang mendemotivasi diri.
Sebaiknya, bawa dulu logika dan nalar berpikir untuk tetap berupaya mengedepankam mindset positif, karena yang namanya lingkungan kerja itu situasional dan dinamis, kadang landai saja kadang bisa sekejap berubah menjadi keras, bahkan jadi toxic.
Nah, kalau kita sedang berhadapan dengan kondisi yang penulis uraikan di atas, ya jalan satu-satunya adalah tetap pada posisi kita untuk konsisten bekerja sesuai jobdesc.
Ambil saja posisi bertahan, percayalah, lingkungan kerja itu bersifat situasional dan dinamis, enggak selamanya lingkungan kerja yang keras ataupun toxic itu konsisten, pasti akan berubah seiring waktu.
Nah, dengan begini, kalau kita lebih mengedepankan kematangan dan kedewasaan berpikir dengan mengutamakan mindset kerja yang positif maka mental kita akan semakin tangguh.
Kedua, ketika lingkungan kerja kondusif, atasan baik, rekan kerja harmonis, ya jangan juga kita terlena dan justru berleha-leha.
Seperti misal, kerja apa adanya saja misalnya, mumpung atasan enak justru kerja seenaknya misalnya, mumpung lingkungan kerja lagi landai justru berleha-leha misalnya, dan sebagainya.