Mohon tunggu...
Sigit Eka Pribadi
Sigit Eka Pribadi Mohon Tunggu... Administrasi - #Juara Best In Specific Interest Kompasiana Award 2023#Nominee Best In Specific Interest Kompasiana Award 2022#Kompasianer Terpopuler 2020#

#Juara Best In Specific Interest Kompasiana Award 2023#Nominee Best In Specific Interest Kompasiana Award 2022#Kompasianer Terpopuler 2020#Menulis sesuai suara hati#Kebebasan berpendapat dijamin Konstitusi#

Selanjutnya

Tutup

Seni Pilihan

Secuil Kenangan Saat Parade Puisi Chairil Anwar dan Memaknai Dedikasinya

31 Juli 2022   09:12 Diperbarui: 31 Juli 2022   09:13 796
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi gambar Chairil Anwar | Dokumen Gambar Via Merah Putih.com


Chairil Anwar, sang penyair legendaris Indonesia dengan 96 karya sastra epic-nya, termasuk 70 puisi. Tokoh pemuda Indonesia yang turut andil memperjuangkan kemerdekaan Indonesia melalui literasi karya sastranya.

Memulai karier pada bidang sastra pada 1942, dengan karya sastra pertama yang ditulisnya bertajuk Nisan, yang terinspirasi dari wafatnya sang nenek, di sepanjang hayatnya berbagai hasil karya sastranya sangat fenomenal hingga wafatnya Chairil pada tanggal 28 April 1949.

Ya, begitulah sekilas biografi tentang Chairil Anwar yang bisa penulis uraikan, dan kalau mau lebih detil lagi bisa baca literasi lainnya yang mengulas tentang kelegendaan sang penyair epic ini di berbagai sumber literasi lainnya.

Yang jelas, penulis pernah punya kenangan tersendiri terkait dengan Bung Chairil Anwar dan beberapa karya sastranya ini, dan kenangan yang bisa saya ingat itu adalah ketika penulis di dapuk mewakili kantor saat jadi salah satu peserta pembawa puisi karyanya dalam rangka Parade Puisi pada peringatan hari puisi nasional pada tanggal 28 April 2010 yang silam, yang ternyata tanggal tersebut ternyata bertepatan juga dengan hari wafatnya Bung Chairil Anwar.

Dan jujur saja, penulis baru tahu juga pada saat itu, bahwa ternyata peringatan hari puisi nasional itu bertepatan juga dengan wafatnya Bung Chairil Anwar sang penyair legendaris negeri ini, apalagi penulis tergolong yang bukan terjun di bidang sastra macam puisi ini, ya terang saja momentum parade haru puisi nasional saat itu jadi tambahan wawasan berharga bagi penulis, ya kalau enggak ya bakalan sampai sekarang ini mungkin penulis enggak bakalan tahu.

Saat parade puisi itu penulis membawakan dua karya puisi Chairil Anwar, yaitu Puisi Aku dan Puisi Doa, ya sebelumnya juga penulis juga sudah latihan kan, latihan menghapal puisinya soalnya pas parade enggak boleh bawa teks, penulispun bergaya di depan cermin, mulai berekspresi, modulasi suaranya kayak apa, dan sebagainya.

Meskipun parade ini tidak dilombakan, tapi di dapuk tampil perdana jadi perwakilan kantor untuk membawakan puisi ini benar-benar saya merasa gugup, padahal penulis juga sering manggung, baik itu nge-band, nyanyi solo, hingga nge-mc, tapi ketika di dapuk membawakan puisi ini, rasanya kok sungguh berbeda. Gugupnya minta ampun, apalagi melihat peserta parade lainnya sangat ekspresif dan bagus banget membawakan puisi-puisi Bung Chairil Anwar.

Ya, singkatnya akhirnya tiba giliran penulis dan dengan segenap kekuatan mental dan keyakinan, akhirnya penulis tampil membawakan Puisi Aku dan Puisi Doa, entah kenapa saat itu dipanggung saya merinding dengan sendirinya, bahkan ketika membawa Puisi Doa entah kenapa air mata menetes dengan sendirinya, ya betapa saat itu saya seperti ada dan hadir dalam kedua puisi tersebut, sangat berbeda ketika latihan, pas tampil ini seperti ada sesuatu yang meresap begitu dalam ketika penulis membawakan kedua puisi itu.

Ya, begitulah secuil pengalaman dan kenangan saya ketika saya pernah ikut parade hari puisi nasional yang mengetengahkan tema mengenang Bung Chairil Anwar ini, pengalaman perdana manggung membawakan puisi khususnya puisi Bung Chairil Anwar yang tak akan pernah terlupakan.

Karena dari pengalaman inilah, sedikit banyaknya penulis banyak belajar dan menambah wawasan, hingga akhirnya penulis tahu siapa Bung Chairil Anwar, dan penulis jadi ingin tahu apa-apa saja karya sastranya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Seni Selengkapnya
Lihat Seni Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun