Mohon tunggu...
Sigit Eka Pribadi
Sigit Eka Pribadi Mohon Tunggu... Administrasi - #Juara Best In Specific Interest Kompasiana Award 2023#Nominee Best In Specific Interest Kompasiana Award 2022#Kompasianer Terpopuler 2020#

#Juara Best In Specific Interest Kompasiana Award 2023#Nominee Best In Specific Interest Kompasiana Award 2022#Kompasianer Terpopuler 2020#Menulis sesuai suara hati#Kebebasan berpendapat dijamin Konstitusi#

Selanjutnya

Tutup

Worklife Artikel Utama

Dulu Atasan Kita Sekarang Jadi Bawahan Kita, Harus Bagaimana?

20 Juni 2022   10:48 Diperbarui: 20 Juni 2022   14:55 1907
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi atasan dengan karyawan di kantor (preefoto/ Freepik)

Perlahan penulis menanamkan mindset dan kepercayaan diri dalam diri. Yang terpenting adalah kita tetap sesuai aturan dan sistem yang berlaku dalam institusi ataupun kantor.

Terpilihnya kita sebagai unsur leader/pimpinan jelas ada legalitasnya, ada surat keputusan dan surat perintahnya secara sah, dan sudah menjadi kepercayaan dari yang lebih berwenang terkait jabatan dan kepangkatan kita di suatu institusi ataupun kantor.

Begitulah penulis memulainya, menegaskan kepada diri sendiri penulis dulu, dalam rangka untuk menguatkan prinsip, mental dan kepercayaan diri penulis.

Ilustrasi gambar Dokumen Pribadi
Ilustrasi gambar Dokumen Pribadi
Ya, jujur saja, pada awalnya penulis kurang diterima dengan tulus oleh para mantan atasan, mentor dan senior ini. Jelas ini wajar saja dan penulis pun memakluminya, karena mungkin mindset beliau-beliau ini masih tertanam bahwa penulis adalah junior mereka.

Tidaklah mudah memang membuat mereka ikhlas dan legowo, namun dalam hal ini penulis tetap harus punya sikap mental dan ketegasan secara tugas pokok yang diemban agar perlahan mereka semua legowo dan ikhlas menerima penulis, yang tentunya dengan sikap elegan, tidak semenjana mentang-mentang sekarang penulis jadi atasan, lalu berperilaku idealis atau seenaknya.

Pokoknya dengan cara yang paling halus banget memberi pemahaman dan pengertian kepada mereka terkait apa yang sekarang menjadi status penulis di kantor.

Perlahan tapi pasti, dengan penuh etika dan tutur kata yang penuh kesantunan dengan ditambah racikan leadership dari berbagai pengalaman karir penulis sebelumnya, termasuk bekal dari Diklat Kepemimpinan dan Diklat Spesialisasi lainnya yang pernah penulis tempuh. Dengan perlahan tapi pasti, pada akhirnya mereka semua sudah bisa menerima dan memaklumi penulis dengan ikhlas dan legowo.

2. Mendalami watak dan karakter para mantan atasan, senior dan mentor kita

Ya, dalam langkah selanjutnya, penulis menerapkan untuk memahami dulu secara mendalam bagaimana watak dan karakter mereka orang per orang, setidaknya yang ada di bagian penulis dulu, baru mulai merambah ke lainnya.

Sekaligus juga mencari celah bagaimana perlakuan yang sekiranya tidak merendahkan mereka bila ada hal-hal yang kiranya kurang benar terkait bidang tugas pokok.

Seperti misal, memanggil beliau-beliau secara empat mata bilapun ada kesalahan ataupun pelanggaran dalam kaitannya dengan tugas pokok mereka masing-masing misalnya, atau memberikan punishment yang sifatnya mendidik dan masih ada kaitannya dengan tugas pokoknya misalnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun