Mohon tunggu...
Sigit Eka Pribadi
Sigit Eka Pribadi Mohon Tunggu... Administrasi - #Juara Best In Specific Interest Kompasiana Award 2023#Nominee Best In Specific Interest Kompasiana Award 2022#Kompasianer Terpopuler 2020#

#Juara Best In Specific Interest Kompasiana Award 2023#Nominee Best In Specific Interest Kompasiana Award 2022#Kompasianer Terpopuler 2020#Menulis sesuai suara hati#Kebebasan berpendapat dijamin Konstitusi#

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Menyoal Kenapa Masyarakat Semakin Enggan "Gugu" Pejabat Publik

1 Maret 2020   12:13 Diperbarui: 1 Maret 2020   12:06 159
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi gambar | Pedomankarya.id

Ada banyak sekali pejabat publik di negeri tercinta Indonesia ini, mungkin bisa ratusan ribu jumlahnya, dan masing-masing
dari mereka ini, tentunya memiliki integritas dan kompetensi yang mumpuni pada bidangnya.

Pejabat publik merupakan cerminan orang-orang yang dapat digugu, dipercaya, dipanut ataupun diayom oleh masyarakat, yang ditokohkan sesuai dengan strata dalam kehidupan masyarakat, yang menjadi pedoman suri tauladan bagi masyarakat dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

Tapi entah kenapa dari sekian banyaknya pejabat publik, pada realitanya tidak terlalu banyak pejabat publik yang dapat diayom oleh masyarakat, entah kenapa juga, ada keengganan masyarakat untuk meng "gugu" pejabat publik.

Kepercayaan masyarakat kepada para pejabat publik semakin lama kian dirasa memudar, masyarakat banyak bersikap skeptis terhadap pejabat publik.

Karena kalau bisa dilihat fakta dan realitanya di masyarakat, ternyata kebanyakan dari para pejabat publik ini, justru lebih banyak memberikan kesan pengayoman dan panutan yang kurang edukatif didalam kehidupan masyarakat.

Semakin banyak para pejabat publik hanya sekedar mengejar popularitas dan pencitraan belaka, tapi mengebelakangkan integritasnya sebagai pejabat publik, hanya demi memuluskan cita-cita dan tujuan yang ingin dicapai.

Bahkan yang lebih parah lagi, banyak pejabat publik yang lebih bermuatan dengan  kepentingan, baik itu kepentingan politik, ataupun kepentingannya masing-masing.

Yang lebih menggila dan membuat masyarakat semakin skeptis dan tidak percaya lagi kepada para pejabat publik adalah, banyak pejabat publik yang ternyata tersandung dan terlibat kasus-kasus pidana, seperti korupsi, skandal suap, dan kasus lainnya.

Sehingga semakin membuahkan sakit hati, kekecewaan dan kemarahan masyarakat yang semakin menjadi-jadi, karena para pejabat publik yang seharusnya dapat dipercaya dan di "gugu" ternyata justru berkhianat.

Inilah yang tentunya jadi ironi, mengherankan dan memprihatinkan, banyak sekali pejabat publik tapi sedikit sekali yang bisa di "gugu" dan dipercaya oleh masyarakat.

Sehingga tentunya persoalan ini tidak dapat dikesampingkan begitu saja, pemerintah sebagai wadah bagi lahirnya para pejabat publik perlu duduk bersama mengevaluasi kondisi ini, kenapa bisa terjadi seperti ini, kenapa masyarakat semakin enggan meng "gugu" pejabat publik, kenapa tingkat kepercayaan masyarakat kepada pejabat publik semakin memudar.

Para pejabat publik mesti mengingat, bahwa mereka disumpah, terpilih dan dipilih bukanlah semata hanya sebagai pajangan, bukanlah semata hanya mengedepankan kepentingan politik ataupun kepentingannya masing-masing, tapi harusnya lebih mengutamakan kepentingan masyarakat.

Para pejabat publik haruslah dapat dipercaya oleh masyarakat, dan selalu menyatu dengan masyarakat,  karena bisa dibayangkan kalau pejabat publik semakin kehilangan jati dirinya sebagai figur yang layak di "gugu" oleh masyarakat.

Maka, akan dapat dipastikan, akan semakin banyak masyarakat yang meremehkan pejabat publik, bahkan yang lebih mengenaskan lagi ketika pejabat publik semakin dihina dan dilecehkan oleh masyarakat.

Oleh karenanya, Para pejabat publik harus segera kembali pada jati dirinya dan dapat bijak menyadari bahwa anugerah intelektual ataupun anugerah talenta yang dimilikinya adalah untuk menjadi panutan ataupun pengayoman yang baik bagi masyarakat.

Para pejabat publik harusnya semakin menyadari, kalau tingkat kepercayaan publik pada pemerintah, sangat dipengaruhi oleh mereka, sebagai punggawa-punggawa penyelenggara negara.

Jadi, kalau keberlangsungan ketidak percayaan masyarakat terhadap pejabat publik semakin lama kian meningkat, kalau masyarakat sudah semakin tidak lagi men "gugu" pejabat publik nya, maka ini bisa berpotensi memicu semakin meningkatnya mosi tidak percaya masyarakat terhadap pemerintah dan negara, dan tentunya bisa ditebak bakal apa yang akan terjadi kedepannya.

Namun, semua ini muara kembalinya adalah dari komitmen para pejabat publik, bagaimana membawa keberlangsungan penyelenggaraan negara ini, bagaimana membawa bangsa ini.

Yah, semoga saja kondisi ini disadari bersama oleh para pejabat publik di pemerintahan, dan mengembalikan nurani para pejabat publik, bahwa kesejatian diri sebagai pejabat publik haruslah bisa di "gugu" oleh masyarakat.

Semoga bermanfaat.
Sigit Eka Pribadi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun