Mohon tunggu...
Sigit Eka Pribadi
Sigit Eka Pribadi Mohon Tunggu... Administrasi - #Juara Best In Specific Interest Kompasiana Award 2023#Nominee Best In Specific Interest Kompasiana Award 2022#Kompasianer Terpopuler 2020#

#Juara Best In Specific Interest Kompasiana Award 2023#Nominee Best In Specific Interest Kompasiana Award 2022#Kompasianer Terpopuler 2020#Menulis sesuai suara hati#Kebebasan berpendapat dijamin Konstitusi#

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Polemik Cadar, Cingkrang, Ceramah, Doa, dan Alergi Radikalisme

9 November 2019   09:49 Diperbarui: 9 November 2019   21:22 223
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi gambar Polemik Cadar Bagi ASN | Dokumen Tempo.co

Polemik penegasan aturan penggunaan seragam bagi ASN oleh pemerintah melalui Kementerian agama pada instansi kementerian maupun pemerintah mengenai cadar dan cingkrang masih ramai menjadi perdebatan.

Selain itu juga, beberapa hal lainnya yang diterapkan oleh pemerintah seperti mengenai ceramah dan doa Jumat yang wajib diselipkan bahasa Indonesia, juga ramai menjadi perdebatan.

Sehingga polemik ini menuai pro dan kontra yang ujung-ujungnya menyudutkan pemerintah bahwa pemerintah terlalu over acting dalam kaitannya memberantas radikalisme, bahkan yang lebih parah lagi muncul opini dan narasi bahwa pemerintah semakin Islamfhobia ataupun anti islam.

Sebenarnya kontra dan perdebatan yang menyoal beberapa hal tersebut diatas tidak perlu terjadi bila masing-masing orang saling menyadari dan menempatkan sisi sudut pandang yang tidak menyempit mengenai Radikalisme atau tidak terlalu alergi bila menyoal Radikalisme.

Sehingga Radikalisme dapat dipisahkan keterkaitannya dari terlalu pekanya mengaitkan dengan agama ataupun hubungan kebersinggungan sentimen agama manapun.

Radikalisme itu sifatnya Universal yang dapat merangsek keberbagai sendi-sendi kehidupan masyarakat, Radikalisme dapat menyusup ke semua lini agama, atau secara umumnya masuk dan sulit terdeteksi melalui Ideologi, Politik, Sosial Ekonomi, Budaya, Pertahanan dan Keamanan.

Inilah sejatinya bahaya sesungguhnya mengenai Radikalisme, gerakannya hampir sama persis dengan gerakan komunisme, keduanya sangat laten merongrong ideologi Pancasila dan bila itu tidak dibatasi gerakannya dan dideteksi, maka sangat berpotensi mengancam ideologi Pancasila.

Bukannya juga penulis sok tahu atau mengajari, namun sedikit pengalaman dan pelajaran yang pernah penulis ketahui dan terima yang ada sedikit (sekali lagi hanya sedikit) sangkut pautnya dengan naluri intelijen, bahwa ancaman Radikalisme itu memang dibuat sedemikian rupa dengan berkamuflase efektif dalam sendi agama manapun.

Bahkan cipta kondisi dibuat sedemikian rupa ketika pemerintah mulai membatasi ruang gerak Radikalisme muncul penggiringan opini dan narasi bahwa pemerintah terkesan anti terhadap agama tertentu, atau berbagai peristiwa dan kasus selalu dikaitkan dengan kriminalisasi terhadap agama dan berbagai cipta kondisi lainnya.

Jadi ketika pemerintah mulai membatasi ruang gerak Radikalisme itu maka masyarakat justru harus mendukungnya. Lihat saja fakta bagaimana suriah hancur lebur karena ideologinya yang terpecah-belah. Maka, harus disadari bersama bahwa ancaman Radikalisme itu tidak main-main, benar-benar sangat mengancam ideologi sebuah negara.

Oleh karena itu ketika pemerintah mulai menerapkan aturan yang sekiranya dapat membentengi bangsa ini dari ancaman Radikalisme itu, seyogianya harus didukung dan jangan langsung alergi menyoal Radikalisme.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun