Mohon tunggu...
Sigit Eka Pribadi
Sigit Eka Pribadi Mohon Tunggu... Administrasi - #Juara Best In Specific Interest Kompasiana Award 2023#Nominee Best In Specific Interest Kompasiana Award 2022#Kompasianer Terpopuler 2020#

#Juara Best In Specific Interest Kompasiana Award 2023#Nominee Best In Specific Interest Kompasiana Award 2022#Kompasianer Terpopuler 2020#Menulis sesuai suara hati#Kebebasan berpendapat dijamin Konstitusi#

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Apakah Radio Masih Ada yang Mendengar?

11 September 2019   18:31 Diperbarui: 11 September 2019   18:42 937
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Saat sedang on air | Dokumen pribadi

Sudah sekitar 27 tahun ini, saya terjun didunia siaran radio, suka duka, pahit manis dan jatuh bangun mewarnai perjalanannya.

Dulu di era 1990 an sampai 2000 an, radio begitu menjadi primadona, bisa dibilang saat itu adalah era keemasan dan kejayaan radio. Pendengarnya menjapai jutaan di seluruh Indonesia, sehingga memunculkan euforia dan banyak bertumbuhan radio-radio baru.

Dulu orang berbondong-bondong datang berkunjung ke radio, orang request lagu dan saling berkirim salam lewat radio sampai harus antri, orang orang duduk didepan radio selalu menanti sandiwara radio dan program acara menarik lainnya, bahkan penyiar radio diera ini bagaikan artis terkenal.

Namun kini kenyataannya dengan beriringnya perkembangan teknologi, radio malah semakin ditinggalkan, padahal seharusnya dengan perkembangan teknologi, radio diharapkan dapat semakin modern.

Akan tetapi semua itu tidak seperti yang diharapkan, malahan kini radio semakin banyak yang bertumbangan karena semakin ditinggal pendengar dan tentu saja berimbas pada para sponsor dan iklan yang turut menjauhi radio.

Meskipun demikian dengan kondisi ini sampai sekarangpun saya tetap terus berupaya mengeksiskan Radio yang saya kelola yang mengudara di dua gelombang yakni gelombang AM dan FM.

Walaupun banyak juga kritikan dan masukan yang terus datang dari keluarga dan orang lain yang mencibir dan pesimis kepada saya, agar tidak idealis mempertahankan radio dan menutupnya saja, lebih baik mencari peluang lainnya saja.

Tapi, saya tetap bersikukuh untuk mempertahankan radio yang saya bangun dengan segala jerih payah ini dan dengan segala pengorbanan selama ini.

Niat yang tulus untuk selalu memberikan informasi dan hiburan kepada pendengar selalu terpatri kuat didada saya, keyakinan bahwa radio masih ada yang mendengar membuat saya bergeming dan tetap bertahan dengan segenap kemampuan yang ada.

Memang saya akui, untuk bertahan dan bersaing dengan media lainnya saat ini, begitu dan sangat berat. Tapi niat saya tetap yang menguatkan saya untuk terus optimis.

Selain itu, radio sudah merupakan bagian dari hidup saya, betapa penuh sejarah dan penuh liku liku ketika saya memulainya dahulu, sehingga sudah saya tanamkan didalam jiwa, apapun yang terjadi radio saya harus tetap hidup.

Terkadangpun saya harus mengeluarkan kocek yang tidak sedikit juga, untuk menambal sulam segala biaya operasional yang saya keluarkan setiap bulannya. Namun karena keinginan kuat untuk tetap bertahan, mengesampingkan semua pengorbanan saya itu.

Banyak juga yang bertanya memangnya masih ada yang mendengar radio, apalagi dizaman yang serba maju ini. Saya katakan masih, meskipun sangat sedikit jumlahnya.

Memang pendengar radio paling efektif tinggal bertitik tumpu pada para pengemudi roda empat saja, sisanya yaitu orang-orang dipasar dan para ibu rumah tangga.

Saya sendiri memang telah membuktikan dengan turun langsung survey, bahwa kantor kantor, instansi lainnya, toko, mall, dirumah-rumah dan tempat umum lainnya saya banyak menemukan orang tidak lagi mendengar radio. Sedih sebenarnya, tapi mau bagaimana lagi memang realitanya sekarang seperti itu.

Hidup segan mati tak mau, itulah kebanyakan kondisi yang dialami radio saat ini. Beberapa radio didaerah saya juga satu demi satu menghilang dari udara.

Meskipun tumbuh lagi dengan berganti nama radio baru karena adanya pihak lain yang menanamkan modal dan investasi, namun tak lama radio juga pada akhirnya kembali tumbang. Karena apa yang diharapkan yaitu target pemasukan tak sebanding dengan segenap biaya operasional.

Begitu juga saya, sempat juga radio saya mati suri beberapa lama karena saya harus menutupi dulu beberapa biaya operasional, kemudian perlahan saya bangkit lagi namun sesekalipun juga harus jatuh lagi karena harus nombok lagi.

Memang berat, kalau bukan karena komitmen, maka radio saya sudah bernasib sama dengan radio lainnya yang bertumbangan. Dalam hal ini banyak juga rekan lainnya yang juga merupakan pemilik radio bertanya bagaimana saya bisa bertahan ditengah-tengah sulitnya kondisi saat ini.

Saya hanya menjawab, saya bertahan karena radio saya masih ada yang mendengar, banyak yang meragukan jawaban saya ini, bagaimana bisa, sekarang saja sponsor dan iklan sulit sekali didapat, terus juga radio sudah jarang didengar.

Namun saya tetap bersikeras dengan jawaban saya, bahwa radio saya masih ada yang mendengar, buktinya radio saya masih bisa bertahan dan bersanding dengan radio lainnya yang masih tersisa, bahkan saya tak butuh belas kasih para sponsor dan iklan.

Jawaban saya itu dianggap tidak logis dan tidak masuk akal, rekan saya berpikir, bahwa saya terlalu membual dan mimpi di siang bolong, tidak mungkin radio bisa hidup tanpa suntikan dana segar dari para sponsor dan iklan.

Akan tetapi, apa yang mereka ragukan terhadap jawabannya saya, setidaknya dapat terbantahkan dengan tetap eksisnya radio saya hingga sekarang ini.

Apa yang membuat radio saya tetap hidup sampai sekarang ini?

Para fans radio yang masih setia dan tulus ikhlas mendengar radio | Dokumen Pribadi
Para fans radio yang masih setia dan tulus ikhlas mendengar radio | Dokumen Pribadi
Yah, ternyata masih banyak yang mencintai radio saya, para pendengar radio saya sangat menyayangi radio saya, para pendengar radio saya ternyata memiliki niat dan keinginan yang sama dengan saya tetap mempertahankan radio.

Sayapun bersyukur ternyata masih ada yang tersisa dan setia menjadi pendengar radio saya ternyata dengan ketulusan dan keikhlasan mereka rela menyisihkan uang mereka demi membantu biaya operasional radio saya setiap bulannya.

Sebenarnya saya sangat tidak setuju dengan apa yang sudah mereka persembahkan kepada radio saya, karena semua itu adalah tanggung jawab saya, namun karena mereka sudah terlanjur setia dan mencintai radio saya, mereka tetap melakukannya.

Para fans yang masih setia dan mencintai radio | Dokumen pribadi
Para fans yang masih setia dan mencintai radio | Dokumen pribadi
Mereka berkumpul membentuk komunitas fans dan dengan keikhlasan menggalang dana semampunya untuk membantu agar radio saya tetap eksis mengudara.

Hal ini membuat saya terharu, ternyata di era kemajuan zaman ini, masih ada orang-orang seperti mereka ini. Memang radio saya ini selalu mengutamakan dan merawat pendengar setia.

Radio saya memang tak pernah segmented dalam program siaran, tidak pernah idealis, semua program saya mainkan, yang penting tetap bisa mengudara.

Selera pendengar yang masih setia pada radio saya memang saya turuti dan saya manjakan, mereka minta program ini itu yang mereka minta saya mainkan, minta lagu ini itu saya mainkan, ini juga karena saya sudah tidak lagi berharap dari sponsor dan iklan.

Karenapun saya jalankan radio dengan sekreatif apapun untuk menarik sponsor dan iklan tidak berdampak signifikan untuk menarik mereka masuk untuk mensponsori dan beriklan di radio. Saya hanya berbekal niat dan keyakinan saya saja radio saya masih ada yang mendengar.

Inilah mengapa radio saya sampai saat ini masih bisa mewarnai udara dan angkasa. Masih ada setitik harapan buah dari kesetiaan dan kecintaan para pendengar radio.

Stigma bahwa radio sudah tidak didengar lagi bukanlah merupakan alasan untuk membuat radio akhirnya tumbang. Karena saya membuktikan radio sampai saat ini masih ada yang mendengar. Teruslah hidup radio. Ayo dengar radio.

Selamat hari radio.
Selalu mengudara dan tetap mengudara.

Sigit.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun