Di setiap perusahaan ataupun instansi pemerintah tentunya ada pihak-pihak yang berwenang untuk melakukan audit terhadap laporan pertanggungjawaban keuangan.
Pihak berwenang seperti KPK, BPK, Wasrik Inspektorat dan auditor lainnya seringkali menjadi momok bagi siapa saja yang bertanggungjawab mengenai laporan pertanggungjawaban keuangan.
Seringkali Nervous atau gugup yang diprakarsai akibat rasa takut diburu pertanyaan dan pikiran psikologis yang membayangi akan ada temuan-temuan dalam pemeriksaan menyebabkan seseorang jadi kurang percaya diri.
Sehingga saat diperiksa tak ayal lagi, tetesan-tetesan keringat segede jagung dan sering izin ke toilet menjadi rutin terjadi saat tim audit tersebut mulai memburu pertanyaan demi pertanyaan menyangkut pos-pos mata anggaran dan akun-akun anggaran berkaitan dengan penggunaan dana.
Apalagi saat jawaban yang di berikan masih belum dapat diterima dan kurang mengena serta mengambang dan makin menimbulkan rentetan permasalahan dan pertanyaan baru, maka makin tambah sangar pula para tim auditor memburu pertanyaan.
Bahkan malah semakin memberikan tekanan psikologis yang bisa membuat mental seseorang makin jatuh kemudian terpojok dan jawaban yang diberikan malah makin tidak sinkron alias jaka sembung bawa golok ndak nyambung dong, maka kalau sudah begini otomatis selesailah sudah, temua-temuan yang tidak dapat dipertanggungjawabkan akan jadi semakin banyak.
Terkait hal ini penulis ingin sedikit membagikan pengalaman ketika seseorang  direksi, staf atau karyawan yang berkompeten dalam laporan pertanggungjawaban keuangan dihadapan para pengawas dan pemeriksa keuangan tersebut. Meskipun dalam hal ini pengalaman tersebut terbatas paling tinggi pada tingkatan BPK atau Badan Pemeriksa Keuangan.
Sebelum menghadapi tim auditor atau wasrik perlu dicatat dan diingat bahwa mereka tersebut adalah bukan orang sembarangan, mereka sangat paham dan pakar tentang pertanggung jawaban keuangan dan sangat cermat mengetahui tentang bahasa gaya dan gestur tubuh seseorang yang di jadikan Obrik atau obyek pemeriksaan.
Sedikit saja ada kondisi gestur dan gaya tubuh seperti langkah pertama, tatapan mata ataupun gerak tubuh kita lainnya sedang terbebani dan tidak stabil, maka mereka akan dengan sangat cermat mendeteksinya. Dari sini saja istilahnya kemenangan mereka diatas kertas sudah ditangan.
Oleh karena itu dalam hal ini seseorang harus mengawali langkah pertama dengan tegap penuh keyakinan, tatapan tegas dan lugas serta gerak tubuh yang sigap menunjukkan sikap siap dan optimis.
Tentang masalah bisa dijawab atau tidak terkait pertanyaan-pertanyaan yang diajukan pemeriksa, itu soal belakang, yang penting awal langkah harus yakin dan optimis.