Mohon tunggu...
Sigit Eka Pribadi
Sigit Eka Pribadi Mohon Tunggu... Administrasi - #Juara Best In Specific Interest Kompasiana Award 2023#Nominee Best In Specific Interest Kompasiana Award 2022#Kompasianer Terpopuler 2020#

#Juara Best In Specific Interest Kompasiana Award 2023#Nominee Best In Specific Interest Kompasiana Award 2022#Kompasianer Terpopuler 2020#Menulis sesuai suara hati#Kebebasan berpendapat dijamin Konstitusi#

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Anakku Takut Sekolah

15 Februari 2019   21:27 Diperbarui: 15 Februari 2019   22:55 519
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Pada dasarnya anak senang belajar. Belajar harus menyenangkan sehingga anak tertarik belajar. Ada cara paling mudah untuk mengetahui anak takut sekolah atau tidak. Biasakan bertanya saat anak pulang sekolah. Bila anak tidak senang di sekolah, jangan salahkan anak. Cari tahu apa penyebab dia tidak senang pergi sekolah."

Banyak orangtua yang bingung menghadapi perubahan sikap anaknya yang tiba-tiba mogok tidak mau sekolah dengan berbagai alasan, mulai dari sakit perut, sakit kepala, sakit kaki dan seribu alasan lainnya. Bagi orangtua yang anaknya masih kecil, pemogokan ini tentu bikin pusing karena menimbulkan kebingungan apakah alasan tersebut benar atau hanya dibuat-buat. Orangtua menjadi bingung, jika memaksa anak untuk tetap berangkat sekolah muncuk kekhawatiran bila nanti anaknya menjadi stress, atau jika ternyata memang benar apa yang dikemukakan anak, lantas bagaimana harus bersikap?

Sementara itu masalah yang hampir sama dialami orangtua yang bingung menghadapi penolakan anaknya yang sudah waktunya bersekolah tapi masih saja belum mau masuk sekolah. Menghadapi kenyataan dan kondisi di atas, apa yang sebaiknya dilakukan orangtua agar kendali pendidikan dan pengasuhan anak tetap berada di pundak mereka, sehingga tidak terjadi hal-hal negatif yang dapat merugikan perkembangan fisik dan mental anak di masa yang akan datang.

Phobia adalah ketakutan yang berlebih terhadap benda atau situasi tertentu yang seringkali tidak beralasan dan tidak berdasar pada kenyataan. Istilah "phobia" berasal dari kata "phobi" yang artinya ketakutan atau kecemasan yang sifatnya tidak rasional yang dirasakan dan dialami oleh sesorang. Phobia merupakan suatu gangguan yang ditandai oleh ketakutan yang menetap dan tidak rasional terhadap suatu obyek atau situasi tertentu.

Beberapa hal yang dapat dikategorikan ke dalam kriteria phobia sekolah yaitu:

  • Menolak untuk berangkat ke sekolah,
  • Mau datang ke sekolah, tetapi tidak lama kemudian minta pulang,
  • Pergi ke sekolah sambil  menangis, menempel terus dengan orangtua atau pengasuhnya, agresif terhadap anak lainnya (memukul, menggigit, dsb) atau pun menunjukkan sikap melawan atau menentang guru,
  • Menunjukkan ekspresi atau raut wajah sedemikian rupa untuk meminta belas kasih guru agar diijinkan pulang dan ini berlangsung selama periode tertentu,
  • Tidak masuk sekolah selama beberapa hari,
  • Keluhan fisik yang sering dijadikan alasan seperti sakit perut, sakit kepala, pusing, mual, muntah, diare, gatal-gatal, gemetaran, keringatan, atau keluhan lainnya. Anak berharap dengan mengemukakan alasan sakit, maka ia diperbolehkan tinggal di rumah.

Ada beberapa penyebab yang membuat anak seringkali menjadi mogok sekolah. Orangtua perlu bersikap hati-hati dan bijaksana dalam menyikapi sikap pemogokan itu, agar dapat memberikan penanganan yang benar-benar tepat. Alangkah baiknya, jika orangtua mau bersikap terbuka dalam mempelajari dan mencari semua kemungkinan yang bisa terjadi.

Pengalaman negatif di sekolah atau lingkungan

Mungkin saja anak menolak ke sekolah karena dirinya kesal, takut dan malu setelah mendapat cemoohan, ejekan atau pun di"ganggu" teman-temannya di sekolah. Atau anak merasa malu karena tidak cantik, tidak kaya, gendut, kurus, hitam, atau takut gagal dan mendapat nilai buruk di sekolah. Di samping itu, persepsi terhadap keberadaan guru yang galak, pilih kasih, atau "seram" membuat anak jadi takut dan cemas menghadapi guru dan mata pelajarannya. Atau, ada hal lain yang membuatnya cemas, seperti mobil jemputan yang tidak nyaman karena ngebut, perjalanan yang panjang dan melelahkan, takut pergi sendiri ke sekolah, takut sekolah setelah mendengar cerita seram di sekolah, takut menyeberang jalan, takut bertemu seseorang yang "menyeramkan" di perjalanan, takut diperas oleh kawanan anak nakal, atau takut melewati jalan yang sepi.

Para ahli mengatakan, bahwa masalah-masalah tersebut dapat menimbulkan stress dan kecemasan yang membuat anak menjadi tegang, resah, dan mulai merengek tidak mau sekolah, ketika mulai mendekati waktu keberangkatan. Masalahnya, tidak semua anak bisa menceritakan ketakutannya tersebut karena anak sendiri terkadang masih sulit memahami, mengekspresikan dan memformulasikan perasaannya. Belum lagi jika merasa takut dimarahi orangtua karena dianggap alasannya mengada-ada dan tidak masuk akal. Dengan sibuknya orangtua masa kini, sementara anak-anak lebih banyak diurus oleh baby sitter atau "mbak", semakin membuat anak sulit menyalurkan perasaannya dan akhirnya yang tampak adalah mogok sekolah, agresif, murung, kehilangan nafsu makan, serta  keluhan-keluhan fisik lainnya seperti yang telah disebutkan di atas.

Problem dalam keluarga

Penolakan terhadap sekolah bisa disebabkan oleh problem yang sedang dialami oleh orangtua atau pun keluarga secara keseluruhan. Sakitnya salah seorang anggota keluarga, entah orangtua atau kakak/adik juga dapat membuat anak enggan pergi ke sekolah. Anak takut jika terjadi sesuatu dengan keluarganya yang sakit ketika ia tidak ada di rumah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun