Sebagai eks guru honorer tentunya saya merasakan betul bagaimana suka dukanya. Kerja dituntut selalu maksimal tapi mendapatkan upah alakadarnya, dari mulai Rp. 75 ribu perbulan hingga meningkat menjadi Rp. 600 ribu setelah 13 tahun mengabdi.
Apapun itu tetap harus disyukuri sambil terus berjuang untuk masa depan yang lebih baik lagi. Pintu-pintu rezeki akan terbuka dengan diiringi do'a, kerja keras dan tawaqal.
Kini kembali saya tuliskan kisah tersebut dalam sebuah buku antologi Suka Duka Menuju ASN Jilid 2 bersama teman-teman penulis lainnya sebagai bentuk jejak literasi.
Semoga membawa berkah dan maanfaat untuk semuanya. Pesan saya, teruslah berkreativitas serta berkarya. Menulis dapat dilakukan oleh siapa saja dengan tidak memandang status sosial ataupun lainnya. Jadi, menulislah kemudian biarkan tulisanmu menemui takdirnya sendiri.