Mohon tunggu...
Siectio Dicko Pratama
Siectio Dicko Pratama Mohon Tunggu... Lainnya - Pemerhati kebijakan publik terutama masalah kemiskinan dan perekonomian

Just Want To Be Useful... www.mutiarasenyum.wordpress.com

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Membangun atau Melestarikan Lingkungan?

9 November 2021   17:43 Diperbarui: 9 November 2021   18:53 475
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kebakaran lahan di sebuah desa / Sumber ilustrasi: foto pribadi penulis 

Sementara itu, konversi hutan ke padang rumput menjadi penyebab kedua dengan besar deforestasi sebesar 20 persen. Lalu bagaimana dengan aktivitas penebangan karna jalan? Logging road atau pemotongan kayu untuk jalan menyumbang hanya sekitar 4 persen dibanding penyebab deforestasi lain. Tidak terlalu besarnya dampak deforestasi karna jalan ini membuat kita bertanya apakah pembangunan yang kurang dapat memperhatikan lingkungan itu benar-benar untuk masyarakat di daerah tertinggal?

Perubahan iklim sendiri bukan tidak memiliki dampak terhadap petani. Food and Agriculture Organization (FAO) mengemukakan bahwa perubahan iklim memiliki dampak yang luarbiasa terhadap agroekosistem. Tumbuhan, hewan dan ekosistem pada dasarnya hidup beradaptasi dengan iklim yang ada.

Jika iklim mengalami perubahan, maka tumbuhan dan hewan dapat menjadi kurang produktif. Sebagai contoh, ketika kita menanam padi namun tidak mendapat cukup sinar matahari dan hujan, makan produksi padi yang dihasilkan akan dapat berkurang. Fenomena bergesernya waktu panen dan mungkin menurunnya produktivitas pertanian dapat disebabkan karena iklim yang tidak menentu. Bayangkan jika hal ini terus terjadi, bukan tidak mungkin krisis pangan akan tercipta.

Lalu, apakah kita ingin punya banyak infrastruktur dan akses yang baik, namun kita kesulitan makan? Inilah yang menjadi alasan betapa pentingnya mengurangi emisi karbon dan mewujudkan zero deforestation.

Proteksi terhadap lingkungan menjadi penting karena hal ini terkait dengan apa yang kita tinggalkan untuk anak-anak kita. Usaha perlindungan lingkungan yang dilakukan di Indonesia terbilang masih kurang jika dibanding negara lain terutama negara maju. 

Sebagai contoh, supermarket di negara-negara maju sudah tidak memberikan plastik secara gratis terhadap pelanggan. Jikapun mau, kita harus membeli dengan harga yang tidak murah. Setidaknya, bukan harga untuk membeli satu buah permen. Selain itu, komunitas vegan atau orang yang tidak memakan daging semakin membesar. 

Mereka memilih tidak memakan daging karena didalam daging hewan tersebut, ada emisi karbon yang dapat memicu pemanasan global. Mereka menjaga lingkungan hingga mengorbankan preferensi makanan mereka. 

Lalu, bagaimana dengan kita? Indonesia sebagai negara yang dianugerahi hutan tropis yang luas hingga dijuluki paru-paru dunia seyogyanya memahami amanah besar yang diberikan kepada kita. Karena jika kita tidak lagi memiliki paru-paru, maka kita tidak akan lagi mampu bernafas. Oleh sebab itu, usaha ekstra dalam memproteksi hutan sudah sepatutnya ditunjukkan oleh seluruh masyarakat Indonesia.

Amanat besar pelestarian lingkungan bukan berarti menghentikan pembangunan seutuhnya. Pembangunan harus tetap berjalan dengan memberikan perhatian besar terhadap lingkungan. 

Dalam menyikapi ini, ada sebuah teori yang dikenal dengan modernisasi ekologi yang konsepnya adalah membuat upaya pembangunan dan kelestarian alam menjadi harmonis. Salah satu caranya adalah dengan menggunakan ilmu pengetahuan, penelitian dan teknologi yang ramah lingkungan seperti penggunaan mobil listrik, penggunaan solar panel untuk memproduksi listrik maupun teknologi lain.

Akan tetapi, hal terpenting dalam konsep modernisasi ekologi bukanlah tentang teknologi, tetapi berubahnya peran pemerintah. Perlu adanya perubahan peran pemerintah dari government menjadi governance. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun