Suatu sore, Andi dan temannya, Budi, duduk santai di teras rumah sambil minum teh.Andi:
"Aku capek, Bud. Rasanya hidup penuh beban. Pekerjaan ini benar-benar membuat aku merasa seperti budak."
Budi:
"Kenapa kamu merasa begitu? Bukankah pekerjaan cuma bagian dari hidupmu?"
Andi:
"Iya sih... tapi aku merasa 'aku ini pekerjaanku'. Kalau pekerjaanku gagal, aku pun merasa gagal."
Budi tersenyum.
"Coba deh kamu melihat dan memahami secara jernih dengan kekuatan konsentrasi dan perhatian benar. Apa benar pekerjaan itu dirimu?"
Andi terdiam. "Kalau dipikir-pikir, ya bukan. Itu cuma peranku sekarang."
Budi melanjutkan,
"Kadang kita salah paham. Kita menganggap tubuh ini, emosi kita, pekerjaan kita, bahkan barang-barang kita sebagai 'aku' atau 'punyaku'. Padahal itu semua berubah-ubah. Sama seperti baju yang kita pakai, kita hanya memakainya sementara. Kita bukan bajunya."
Andi mulai mengangguk.
"Jadi maksudmu, selama ini aku melekat pada peran dan benda?"
"Betul," jawab Budi.
"Itu yang disebut pandangan salah tentang diri. Kita mengira:
'Ini tubuhku, ini aku'
'Aku memiliki ini'