Mohon tunggu...
Best Siallagan
Best Siallagan Mohon Tunggu... Hobby membaca dan menulis

- AI Enthusiastic - Suka membuat cerita - Suka Nonton Film - Suka Nonton Bola (Penggemar Leonel Messi) - Millenial yang menolak ketinggalan untuk belajar teknologi masa depan

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Data Pria Sunat di Dunia: Indonesia Peringkat Berapa?

15 Oktober 2025   06:00 Diperbarui: 14 Oktober 2025   23:07 52
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Statistik atau data persentase pria yang di sunat secara global (sumber: X/ @GlobalStatistics)

Peringkat Puncak: Klub Sunat 90%+ (Dorongan Agama)

Negara-negara yang menduduki peringkat teratas secara konsisten adalah negara dengan mayoritas Muslim yang kuat, di mana sunat adalah praktik keagamaan yang diwajibkan (wajib/sunnah):

Persentase tingkat sunat pria di dunia (disajikan oleh AI/Gemini AI sesuai data dari berbagai sumber)
Persentase tingkat sunat pria di dunia (disajikan oleh AI/Gemini AI sesuai data dari berbagai sumber)
Indonesia: Angka 92,5% ini membuktikan betapa kuatnya sinkronisasi antara ajaran agama dan norma sosial di Indonesia. Kita berada di klub yang hampir mencapai angka "sempurna" ini.

Amerika Serikat: Pilihan Medis yang Unik (80,5%)

Di tengah negara-negara maju yang sebagian besar memiliki angka sunat rendah (seperti Kanada 31,9% dan Eropa di bawah 25%), Amerika Serikat (USA) menjadi anomali dengan angka 80,5%.

Angka tinggi ini didorong oleh faktor historis dan medis, bukan agama mayoritas:

  • Praktik Medis Rutin: Sunat sempat menjadi praktik rutin dan direkomendasikan secara luas di rumah sakit AS sejak abad ke-20 karena alasan kebersihan dan medis (walaupun rekomendasi medis telah berubah).
  • Kesehatan dan Asuransi: Di banyak negara bagian, sunat pada bayi baru lahir dicakup oleh asuransi, menjadikannya pilihan yang mudah bagi orang tua, meskipun trennya kini cenderung menurun.

Zona Rendah: Kenapa Eropa dan Amerika Latin Menolak?

Sebagian besar Eropa (seperti Norwegia 3,0%, Spanyol 6,6%) dan hampir seluruh Amerika Latin (seperti Brazil 1,3%, Chili 0,2%) mencatatkan angka yang sangat rendah.

Di wilayah ini, sunat secara historis tidak pernah menjadi bagian dari budaya atau praktik medis umum. Sirkumsisi hanya dilakukan jika ada indikasi medis yang sangat jelas atau jika anak tersebut berasal dari komunitas agama minoritas (seperti Yahudi). Ini menunjukkan adanya dikotomi kuat antara praktik sunat di wilayah Timur (Asia-Afrika) dan Barat (Eropa-Amerika Latin).

Fokus WHO: Sunat Sebagai Strategi Kesehatan (Data 2020)

Data sirkumsisi tidak hanya menarik dari sisi agama dan budaya, tetapi juga dari sisi kesehatan publik. Pada tahun 2020, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) kembali menegaskan:

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun