Mohon tunggu...
Best Siallagan
Best Siallagan Mohon Tunggu... Hobby membaca dan menulis

- AI Enthusiastic - Suka membuat cerita - Suka Nonton Film - Suka Nonton Bola (Penggemar Leonel Messi) - Millenial yang menolak ketinggalan untuk belajar teknologi masa depan

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Ilusi Keintiman: Jarak Antara Hubungan Online dan Kehidupan Nyata

29 Juli 2025   10:37 Diperbarui: 29 Juli 2025   11:11 64
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Keintiman sebuah keluarga, bahagia seorang ibu bersama putrinya (Photo by eduardo199o9:www.pexels.com)

Di era Digitalisasi saat ini, ditengah suara notifikasi gawai yang tak henti, kita merasa seolah terhubung dengan banyak orang. Unggahan baru muncul terus-menerus, membuat kita merasa dunia ada di genggaman. Namun, di balik layar yang menyala, ada sesuatu hal yang aneh. Ada perasaan akrab seolah kita itu dekat namun ternyata tidak, Ini karena hubungan tersebut sering kali hanya terasa dari satu pihak, sangat berbeda dengan arti sebenarnya sebuah hubungan yang mendalam. Itulah yang disebut 'The Illusion of Intimacy'atau Ilusi Keintiman 


Keadaan ini tidak hanya terjadi pada hubungan cinta atau pertemanan di internet. Ini juga masuk ke dalam cara kita berinteraksi dengan artis yang kita kagumi, influencer yang kita ikuti, bahkan pejabat yang kita percaya. Rasanya seperti kita "mengenal" mereka secara pribadi, padahal yang kita lihat hanyalah gambaran yang sengaja dibuat. Bagaimana perasaan dekat yang palsu ini terbentuk, dan apa dampaknya bagi hati kita yang sangat ingin berhubungan secara nyata?


Mengapa Ilusi Keintiman Muncul?
Ilusi keintiman bukan sekadar khayalan, tapi cara pikiran kita membangun hubungan yang diperkuat oleh interaksi zaman sekarang. Ada beberapa hal utama yang membuat perasaan akrab tapi kosong ini muncul. 

Pertama, informasi yang tidak seimbang sering menipu. Kita sering melihat banyak sekali informasi tentang hidup orang lain di media sosial. Tapi, informasi ini sering hanya mengalir satu arah. Mereka tahu sedikit, atau bahkan tidak sama sekali, tentang kita. Perbedaan ini menciptakan perasaan dekat yang palsu dari satu sisi, membuat kita merasa seolah sudah sangat mengenal mereka.


Kedua, terlalu banyak membayangkan diri sendiri pada orang lain. Manusia suka mengisi kekosongan dengan imajinasi. Saat informasi tentang orang lain terbatas, kita sering membayangkan harapan, impian, atau bahkan rasa sakit hati kita pada mereka. Imajinasi ini lalu diartikan sebagai "keintiman" yang sebenarnya tidak ada dasarnya.


Ketiga, tidak adanya keterbukaan yang jujur. Dasar utama hubungan keintiman yang sejati adalah keterbukaan, keberanian untuk menunjukkan diri apa adanya, dengan segala kekurangan dan ketakutan. Dalam ilusi keintiman, bagian ini hampir tidak ada. Interaksi yang terjadi hanyalah pura-pura atau penampilan diri yang sudah dipilih.


Terakhir, hubungan yang cuma di permukaan sering menggoda. Platform digital dibuat untuk interaksi yang cepat dan tidak mendalam. "Suka," "bagikan," dan komentar singkat tidak butuh banyak waktu atau perasaan. Tapi, jumlah interaksi ini bisa menipu, membuat kita merasa punya banyak hubungan, padahal isinya kosong.


Apa Dampak pada Jiwa dan Hubungan
Ilusi keintiman, meskipun terlihat tidak berbahaya, bisa punya dampak besar pada kesehatan mental dan kualitas hubungan kita. Ini bisa menyebabkan rasa kecewa yang mendalam saat harapan palsu itu pecah. Ketika kenyataan tidak sesuai bayangan, rasa kecewa yang pahit, kesepian yang menyakitkan, bahkan patah hati bisa muncul. Harapan yang terlalu tinggi berakhir dengan kekecewaan yang menyakitkan.
Selain itu, ilusi keintiman bisa menghambat perkembangan hubungan sejati. Tenaga dan waktu yang kita curahkan untuk memelihara ilusi ini sebenarnya bisa dipakai untuk membangun hubungan yang kuat. Terjebak dalam khayalan ini berarti kita kehilangan kesempatan untuk punya hubungan yang tulus dan saling mendukung satu sama lain di kehidupan nyata.


Lebih jauh, ilusi ini jadi jalan menuju manipulasi. Dalam dunia politik atau pemasaran digital, ilusi keintiman adalah alat yang ampuh. Orang-orang yang merasa "dekat" dengan figur tertentu jadi lebih mudah dibujuk, bahkan dimanipulasi, karena batasan antara "teman" dan "pemimpin" menjadi tidak jelas.


Satu lagi, ada situasi yang aneh yaitu kesepian sosial. Ironisnya, di tengah banyaknya hubungan online, ilusi keintiman justru bisa membuat kita merasa lebih sendiri di dunia nyata. Kita mungkin merasa punya "ribuan teman" online, tapi kenyataannya, hubungan-hubungan itu gagal memenuhi kebutuhan dasar manusia akan keintiman dan dukungan emosional yang asli.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun