Tana Toraja begitu mempesona dengan atraksi wisata yang dapat mengakomodasi semua kalangan mulai anak hingga dewasa dengan selera yang berbeda.
Toraja bukan hanya mempertontonkan budaya yang  mempesona seperti pada acara "Rambu Solo maupun Rambu Tuka"  dimana anda akan melihat 'pesta' yang sangat meriah  dengan pemotongan puluhan bahkan ratusan kerbau ,namun  banyak destinasi wisata lainnya yang bisa dijelajahi  untuk dinikmati yang tak kalah menariknya.
Untuk oleh-oleh khas Toraja  bisa didapatkan di pasar tradisional atau di semua objek wisata yang ada.Tenun Toraja dibawah ini bisa menjadi pilihan utama.
Namun masalah yang timbul yaitu  hunian hotel yang ada tidak memadai khususnya pada saat High Season.Pemda belum berhasil mengajak investor untuk membangun sarana ini dan masyarakat masih sedikit yang mengerti bagaimana memberdayakan hunian ataupun Tongkonan mereka yang kadang tidak berpenghuni menjadi tujuan wisata. Padahal animo wisatawan asing untuk mencoba tinggal bersama keluarga setempat dan Tongkonan cukup tinggi. Hal ini bisa dilihat dari tingginya permintaan untuk menginap di Tongkonan yang sudah di'komersilkan' dan  bernilai jual tinggi. Mereka rela merogoh kocek US$75-150 permalam untuk menginap  di rumah adat toraja.
Perlu upaya terus menerus dalam bentuk sosialisasi,pelatihan untuk menyadarkan pentingnya menjaga  kelestarian budaya dan tatanan sosial agar mayarakat sadar wisata .Kesiapan Tana Toraja dan Toraja Utara untuk menyambut wisatawan juga perlu diantisipasi sesegera mungkin terutama  jika akhir tahun ini bandara Buntu Kuni' akan mulai dioperasikan maka Toraja akan mempunya 2 bandara.Dan jika rencana perbaikan akses jalan dari bandara Bua ,Palopo ke Toraja Utara akan segera  direalisasikan oleh Gubernur maka jumlah wisatawan yang akan datang mengunjungi Toraja akan bertambah cukup signifikan karena selama ini masalah yang dikeluhkan adalah transportasi yang memakan waktu8- 9 jam jika lewat darat dan ini membuat banyak wisatawan  mengurungkan niat mengunjungi Toraja karena keterbatasan waktu.