Mohon tunggu...
S Eleftheria
S Eleftheria Mohon Tunggu... Lainnya - Penikmat Literasi

***NOMINEE BEST IN FICTION 2023*** --- Baginya, membaca adalah hobby dan menulis adalah passion. Penyuka hitam dan putih ini gemar membaca tulisan apa pun yang dirasanya perlu untuk dibaca dan menulis tema apa pun yang dianggapnya menarik untuk ditulis. Ungkapan favoritnya, yaitu "Et ipsa scientia potestas est" atau "Pengetahuan itu sendiri adalah kekuatan", yang dipaparkan oleh Francis Bacon (1561-1626), salah seorang filsuf Jerman di abad pertengahan.

Selanjutnya

Tutup

Bahasa Artikel Utama

Seberapa Penting Aspek Dialog dalam Suatu Cerita dan Bagaimana Menuliskannya dengan Baik?

3 Maret 2024   10:58 Diperbarui: 6 Maret 2024   07:59 346
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi  Aspek Dialog dalam Suatu Cerita | Sumber gambar by pixabay.com/satheeshsankara

Dalam beberapa konteks, dialog kosong dapat dianggap sebagai penggunaan kata-kata yang sia-sia atau berlebihan tanpa memberikan nilai tambah pada narasi secara keseluruhan.

Dialog yang efektif biasanya memiliki tujuan tertentu, seperti mengembangkan karakter, memajukan plot, menyampaikan informasi penting, atau menciptakan suasana tertentu. Dialog kosong, di sisi lain, cenderung tidak memiliki tujuan atau makna yang jelas.

Contoh, 

"Hai!"

"Hai juga." 

"Bagaimana kabarmu?" 

"Baik, terima kasih." 

"Begitu juga aku."

"Baguslah."

Kurangi Penggunaan Dialog Tag

Dialog tag adalah frasa atau klausa yang digunakan untuk mengidentifikasi pembicara dalam dialog. Fungsinya adalah memberikan informasi tentang siapa yang sedang berbicara.

Dialog tag biasanya ditempatkan sebelum, di tengah, atau setelah ucapan karakter, dan dapat berupa atribusi atau deskripsi karakter. Namun, penggunaan dialog tag terus menerus dapat menjadikan cerita tidak menarik dan bahkan dapat merusak suasana cerita.

Misalnya,

"Kamu kenapa?" Suzan bertanya kepada Haris.

"Aku tidak apa-apa," jawab Harus.

"Tapi, kamu kelihatannya bersedih," kata Suzan.

"Ah, itu mungkin penglihatanmu saja yang salah," balas Haris.

Sebaiknya, apabila terdapat dua tokoh yang sedang bercakap-cakap, cukup satu dialog saja yang menggunakan tag dialog sebagai penanda tokoh mana yang berbicara terlebih dahulu.

"Kamu kenapa?" Suzan bertanya kepada Haris.

"Aku tidak apa-apa." 

"Tapi, kamu kelihatannya bersedih." 

"Ah, itu mungkin penglihatanmu saja yang salah."

Penyampaian Informasi

Ketika tidak ingin menyampaikan informasi pada narasi, penulis dapat menyampaikannya melalui dialog seorang tokoh.

Misalnya,

".... Datang dari mana kau, Anak Muda?" tanya Ngku Taubat, ....

"Ia berasal dari perkampungan di selatan, yang kini sudah porak-poranda setelah digulung banjir bandang, Ngku!" Sodiq Solihin segera menyambar ....

(cerpen Damhuri Muhammad, Manusia Kelelawar, Kompas, 13 November 2022)

Hindari Dua Informasi secara Bersamaan

Kadang-kadang, penulis tidak menyadari ketika menulis dialog, mereka sudah terlebih dahulu menyampaikan informasi melalui narasi atau malah setelahnya. Hal ini mengakibatkan cerita menjadi bertele-tele karena yang disampaikan dua hal yang sama.

Misal, 

Pagi itu Suzan menyampaikan keinginannya untuk pergi ke sebuah kafe malam hari. 

"Aku akan pergi ke  kafe nanti malam."

Apabila narasi dan dialog memiliki nuansa yang sama, penulis sebaiknya memakai salah satu dari keduanya.

Gunakan Konflik dan Ketegangan

Dialog yang penuh dengan konflik dan ketegangan dapat meningkatkan ketegangan cerita. Penulis dapat menciptakan dialog yang memiliki lapisan emosional dan menggambarkan konflik antar karakter.

Pahami Konteks Budaya dan Waktu

Jika cerita Anda berlatar belakang di suatu tempat atau periode waktu tertentu, pastikan dialog mencerminkan konteks budaya dan sosial yang sesuai.

Variasi Gaya Bicara

Karakter dalam cerita dapat memiliki gaya bicara yang unik. Misalnya, beberapa karakter mungkin menggunakan bahasa formal, sementara yang lain mungkin lebih santai atau bahkan menggunakan dialek tertentu. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun