Namun, kamu tetap harus hati-hati. Biasanya, orang dengan HSP itu memiliki satu isu: overthinking atau berpikir secara berlebihan. Overthinking tentu dapat berdampak buruk bagi kesehatan mental seseorang. Kamu memikirkan banyak hal sehingga menyebabkan kamu malah tidak melakukan apa-apa. Padahal, HSP bisa dijadikan momentum untuk menghasilkan sebuah karya. Menariknya, jika momentum ini digunakan sebaik-baiknya, karya yang kamu hasilkan jauh lebih autentik sebab didukung dengan sebuah emosi yang pas.
Begitulah beberapa siasat mengatasi hipersensitive. Selanjutnya, satu pertanyaan muncul. Apakah kiat tersebut mudah dilakukan? Untuk Highly Sensitive Person akut jawabannya: TIDAK. Alih-alih ingin melupakan sesuatu dan menjadi tidak peduli terhadap gangguan, kamu justru memikirkan apakah nanti akan terjadi begini atau begitu.Â
Hasilnya, kamu akan memiliki kecemasan dan kekhawatiran yang tinggi. Nah, jika isunya seperti itu, tidak bisa dipungkiri lagi bahwa kamu jelas-jelas membutuhkan seseorang penenang. Kamu membutuhkan seorang psikolog atau guru spiritual yang bisa memandumu menyingkirkan kekhawatiran, ketakutan, kecemasan, dan membuatmu melihat banyak hal secara lebih rasional, apa adanya, serta obyektif. Percayalah, sesuatu yang buruk itu bisa kamu kendalikan. Jalani saja semua langkahnya dan berproseslah. Kamu memiliki pilihan untuk berubah dan menjadi lebih tenang.*
Shyants Eleftheria, salam Wong Bumi Serasan –
*Inspirated by satu persen.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI