Mohon tunggu...
SH Tobing
SH Tobing Mohon Tunggu... Konsultan - Berbagi Untuk Semua | shtobing@gmail.com | www.youtube.com/@belajarkoor

Ingin berbagi pengalaman dan pemikiran serta terus membaca untuk memperkaya wawasan. Kompasiana menjadi tempat yang ideal untuk berbagi pengalaman dan ide selama saya diberi kesempatan berkarya di dunia | Have a nice day! | https://www.youtube.com/@belajarkoor

Selanjutnya

Tutup

Financial Artikel Utama

Mimpi Buruk (Seorang) Pensiunan

4 Juli 2020   10:05 Diperbarui: 18 November 2020   15:19 984
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi asuransi jiwa. (sumber: shutterstock via kompas.com)

Kemarin saya berdiskusi dengan beberapa rekan, yang sudah pensiun dan yang akan pensiun, terkait dengan Undang-Undang (UU) No. 11/1992 (28 tahun lalu, namun ada yang terbaru terkait hal yang sama di POJK tahun 2017). 

Beli Asuransi Anuitas

UU tersebut intinya mengamanatkan 80% Dana Pensiun harus "diberikan" dalam bentuk asuransi anuitas. Dan anuitas dipilih sendiri oleh pekerja (yang mau pensiun), dimana ditentukan juga anuitas yang hanya dapat dijalankan oleh asuransi jiwa (Baca)

Tujuannya memang mulia, yaitu untuk memastikan para pensiunan tetap memperoleh manfaat tiap bulan, seumur hidup, hingga ahli warisnya nanti. Selain itu ada unsur keamanan karena dana tersebut dikelola oleh profesional, tidak dipegang sendiri dengan risiko mis management, pemborosan termasuk ditipu orang. 

Anuitas Tidak Menarik

Masalahnya ternyata produk anuitas yang dimaksud, menurut beberapa teman saya di asuransi jiwa, kurang menarik sehingga tidak banyak perusahaan asuransi yang menawarkannya.

Produk semakin tidak menarik karena banyak pensiunan yang tetap ingin memegang uang cash dengan cara membatalkan perjanjian anuitas walau dengan risiko terkena pinalty minimal 3-5%.

Alasan memegang cash, dan mengelola sendiri, baik dimasukan ke deposito, reksadana beli ORI maupun mungkin dengan membangun usaha sendiri, adalah karena ada beberapa asuransi jiwa yang sedang bermasalah. Yang sedang heboh adalah Asuransi Jiwasraya dan Asuransi Bumiputra. 

Ketidakpastian Membuat Mimpi Buruk

Mimpi Buruk Membuat Tidur Tidak Nyenyak
Mimpi Buruk Membuat Tidur Tidak Nyenyak

Didiskusi dengan teman-teman kemarin ada yang secara tegas menyarankan lebih baik ambil cash sesegera mungkin walau kena pinalty. Saya yang biasa menjalankan proses analisa risiko, langsung berhitung. Pinalty 3% saja dari Rp. 1 milyar, langsung kehilangan Rp. 30 juta. 

Jumlah yang sangat lumayan. Maka saya sarankan daripada kehilangan Rp. 30 juta, lakukan analisa risiko, dengan mencari tahu lebuh jauh bagaimana kondisi perusahaan asuransi yang akan dipilih.

Namun tidak mudah karena sebagian dari para pensiunan tidak begitu paham apa yang harus dilihat untuk memastikan sebuah perusahaan asuransi sehat atau tidak.

 Mereka gampangnya melihat Jiwasraya dan Bumiputera itu perusahaan besar, perusahaan sebesar itu bisa kolaps apalagi yang lain. Mereka tidak mengerti apa itu Risk Base Capital (RBC). Mereka juga ragu dengan pengawasan dari regulator.

Akibatnya masalah mencari asuransi anuitas dengan jaminan pasti sampai seumur hidup menjadi MIMPI BURUK BAGI PARA PENSIUNAN. Apalagi ketika diskusi beralih ke uang cash yang akan mereka pegang. 

Salah satu pilihan utamanya adalah deposito. Langsung beberapa teman menyebutkan hati-hati dengan bank bla bla bla dan bla bla bla. Mimpi buruk berganda rupanya...

Hidup Tenang di Hari Tua

Sungguh pusing rekan-rekan pensiunan ini, uang pensiun yang telah mereka tabung dan didukung perusahaan tempatnya bekerja. Semuanya adalah ditujukan untuk hidup tenang di hari tua, tapi dengan kondisi saat ini membuat mereka tidak dapat tenang menjalani hari tua.

Saya sangat mengharapkan pemerintah dan pihak yang regulator yang bertugas mengawasi intitusi keuangan di Indonesia, dalam hal ini Ototritas Jasa Keuangan (OJK), harus benar-benar tegas menindak siapapun yang menimpang dari ketentuan.

Mohon dengan sangat, anda semua yang diberikan amanah oleh TUHAN melalui rakyat, menjalankan perintahNYA dengan sungguh-sungguh. Anda semua harus jauh lebih takut kepada TUHAN Yang Maha Esa daripada kepada manusia. Jangan ragu-ragu, hukum berat setiap pelanggar ketentuan dan peraturan.

Mimpi Buruk Anak Cucu dan Seluruh Rakyat Indonesia

Mimpi buruk para pensiunan yang saya tulis ini pasti berdampak kepada anak cucu mereka, sehingga anak cucu mereka mengalami mimpi buruk yang sama. Memang baru berupa mimpi, namun sangat menakutkan, karena mimpi tersebut terjadi dari kisah nyata yang dialami orang lain.

Sambil terus beraharap pemerintah dan para regulator menjalankan amanah dengan maksimal, saya hanya bisa menghimbau setiap pembaca di sini untuk mulai belajar risk management. 

Tujuan agar anda semua dapat mulai mengerti bagaimana memilih lembaga jasa keuangan, baik asuransi dan perbankan, yang sehat dan dapat bertahan hingga puluhan tahun, karena anda semua sudah memastikan apakah investasi anda dikelola dengan baik dan aman.

Jangan hanya karena bujukan dan rayuan dengan bunga tinggi, premi murah, atau berbagai hadiah yang ditawarkan, anda jatuh dan memuat mimpi buruk anda jadi kenyataan.

Have a nice day.
God bless you, God bless Indonesia.
@shtobing

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun