Sewaktu Partai belum ada.Muhammadiyah sudah bejuang. Dan Jokowoi serta Presiden sebelumnya juga tetap menggandeng Ormas terbesar ini Meski posisinya naik-turun. Ada yang beberapa kursi. Ada yang hanya satu kursi kabinet. Â Bila Prof AM menerima Wamen kemarin, berarti ada 2 kursi di Kabinet ini. Meski kalah dengan Ormas lain. Jokowi baik-baik ke Muhammadiyah. Hampir semua agenda Muhammadiyah yg mengundang Presiden dipenuhinya;
(4) hal lain, mungkin ada yang memperkirakan Prof AM akan diposisikan Wakil Menag dan Wakil Menag sekarang jadi Menteri. Ternyata  Wakil Menag tetap. Dan Menteri baru adalah PKB yang dari NU-Ketua Umum GP Ansor. Wakil Menteri yang tetap itu adalah PPP dan juga dari NU dan MUI.  Oleh karena itu, Prof AM merasa tidak mampu di Wakil Mendikbud. Tetapi kalau Wakil Menag mungkin mampu. Apalagi komposisi menjadi indah. Menteri NU dan Wakil Muhammadiyah. Selama ini terkesan orang Muhammadiyah kurang terakomodasi di eselonering Kemenag dan Kakanwil di sebagian besar Indonesia;Â
(5) tiba-tiba notifikasi WA saya nyala. Rupanya dari Prof AM . Prof. AM menulsi sebagai berikut. Â Saya tidak tahu apakah pihak istana kontak Prof. Haedar. Selasa pagi saya dihubungi Mendikbud via WA minta bicara. Karena sedang Webinar tidak langsung saya jawab. Selesai Webinar saya telepon balik. Saat itu beliau menyampaikan bahwa saya diminta istana menjadi Wakil Mendikbud.
Semua keluarga setuju. Pak Haedar menyerahkan keputusan kepada saya.
Saya memutuskan tidak masuk Kabinet Kerja bukan karena oposisi atau anti Pemerintah. Saya sekarang masih menjabat sebagai ketua Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) di Kemendikbud. Itu lembaga negara.
Itulah WA dari Prof. Dr. H. Abdul Mu'ti sore Kamis, 24 Desember 2020 pk. 16.55. Supaya pembaca maklum. Dan asumsi (1) sampai dengan (4) adalah tanggungjawab penulis. Yang ke (5) dari beliau, mohon dipahami.*